Jepang Buang Jutaan Vaksin Corona: Tak Mempan Lawan Omicron dan Banyak Warga Malas Divaksin!

7 Oktober 2022, 15:15 WIB
Ilustrasi penelitian Virus Covid 19 /Pixabay


TOKYO, KALBAR TERKINI - Sebanyak dua juta dosis vaksin virus corona terpaksa akan dibuang oleh Pemerintah Jepang menyusul kehadiran varian Omicron.

Masalahnya, Jepang baru saja meluncurkan suntikan COVID-19 terbaru, yang dirancang untuk menargetkan varian terbaru dari virus influensa mematikan itu.

Jutaan vaksin standar ini seharusnya diberikan kepada orang-orang yang akan diinokulasi untuk pertama atau kedua kalinya melawan COVID-19.

Baca Juga: Shinzo Abe 'Meratap di Alam Baka': Pemakamannya Dimaki-maki Rakyat Jepang

Tapi, pemesanan untuk inokulasi berkurang karena Jepang kehabisan orang yang mau mendapatkan suntikan pertama mereka.

Selain itu, dilansir Kalbar-Terkini.com dari koran Jepang, The Asahi Shimbun, Kamis, 6 Oktober 2022, tanggal kedaluwarsa vaksin standar itu semakin dekat.

Dengan demikian, banyak stok vaksin standar tersebut yang diperkirakan tidak akan terpakai.

Asahi Shimbun mensurvei pemerintah prefektur dan kota-kota dengan populasi besar.

Survei itu menemukan bahwa sekitar 2,2 juta dosis vaksin konvensional tersedia pada akhir September 2022.

Baca Juga: Jepang Diamuk Megatopan: Satu Tewas, Belasan Cedera, Transportasi Darat dan Udara Lumpuh

“Sulit untuk membuat perkiraan yang akurat tentang kebutuhan masa depan dalam putaran pembelian,” kata seorang pejabat kementerian kesehatan.

“Membuang vaksin konvensional tidak dapat dihindari sampai batas tertentu." lanjutnya.

"Apalagi karena inokulasi dengan vaksin baru yang menargetkan varian Omicron dilakukan," tambahnya.

Asahi Shimbun menanyakan ke semua 47 prefektur dan 20 kota di Jepang yang berpopulasi lebih 500.000 jiwa.

Pertanyaan itu terkait berapa banyak vaksin yang telah mereka simpan, dan berapa banyak yang akan dibuang.

Banyak pemerintah prefektur tidak mengetahui jumlah stok setelah vaksin dikirim ke kotamadya.

Prefektur Miyagi, misalnya, memperkirakan memiliki sekitar 500.000 dosis vaksin Pfizer dan Moderna pada 26 September 2022.

Vaksin-vaksin ini sudah termasuk yang ditebar oleh pemerintah kota.

Tetapi, perwakilan Pemerintah Prefektur Miyagi berharap bahwa sebagian besar vaksin yang disimpan itu pada akhirnya harus dibuang.

“Hanya sekitar 1.000 janji (inokulasi) per bulan telah dibuat untuk suntikan pertama atau kedua,” kata pejabat itu.

Sementara itu, Pemerintah Prefektur Yamagata tidak tahu berapa banyak vaksin yang tersedia.

Tetapi, pemerintah dari lima kota berpenduduk padat - Yamagata, Tsuruoka, Sakata, Tendo dan Yonezawa - memiliki sekitar 89.000 dosis.

Sekitar 74.000 dosis di antaranya diperkirakan akan dibuang.

Pemerintah Kota Sapporo mengklaim memiliki stok sekitar 494.000 dosis. dan sekitar 393.000 di antaranya akan dibuang.

Banyak dari vaksin ini adalah vaksin merek Moderna dengan tanggal kedaluwarsa yang menjulang.

Pemerintah Prefektur Shimane menyediakan sekitar 150.000 dosis pada akhir September 2022.

Dari total jumlah ini, sekitar 140.000 di antaranya harus dibuang.

Senada itu, Pemerintah Kota Kita-Kyushu mengaku bahwa hampir semua 40.000 dosis vaksinnya akan dibuang.

“Pemerintah pusat awalnya mengatakan peluncuran vaksin yang menargetkan varian Omicron akan dimulai pada pertengahan Oktober,” kata seorang pejabat Kita-Kyushu.

“Tetapi karena dipindahkan sekitar tiga minggu, banyak vaksin konvensional tidak digunakan," ujarnya.

Beberapa kota telah menghindari pemborosan dengan memprioritaskan dosis vaksin berdasarkan tanggal kedaluwarsa.

Pemerintah Prefektur Kanagawa mengembangkan sistemnya sendiri.

Hal ini untuk memudahkan kota ini berbagi vaksin satu sama lain.

Setiap pemerintah kota telah diminta mendaftarkan jumlah dosis yang tidak digunakan selama tahun fiskal 2021.

Banyak kotamadya lain telah mengambil pendekatan serupa, dan mencoba mendorong penyerapan vaksin yang lebih luas.

Pemerintah Prefektur Yamanashi membuka situs vaksinasi skala besar tambahan pada akhir pekan, hingga 25 September 2022.

Dengan demikian, semua orang dapat menerima suntikan, tanpa membuat janji terlebih dahulu.

Idenya adalah untuk mendorong lebih banyak orang untuk mendapatkan suntikan pertama atau kedua.

Pemerintah Prefektur Mie menambahkan lebih banyak tanggal untuk lokasi vaksinasi yang dijalankan oleh prefektur.

Sedangkan Pemerintah prefektur Kyoto telah meningkatkan jumlah lokasi vaksinasinya.

Pemerintah Prefektur Oita mendistribusikan pasokan vaksin yang tidak digunakan dari semua kotamadya pada Mei 2022.

Tetapi, seorang pejabat pemerintah prefektur menyatakan, jumlah orang yang bersedia divaksinasi mungkin mencapai puncaknya.

“Orang-orang yang belum menerima suntikan pada saat ini diyakini sebagai mereka yang bertekad untuk tidak menerimanya. Jadi, sulit," keluhnya.

Sedangkan Pemerintah Prefektur Ehime telah meminta pemerintah pusat untuk mengumpulkan vaksin yang tidak digunakan.

Vaksin-vaksin ini kemudian direncanakan akan diberikan , ke luar negeri.

Permintaan tersebut disampakan melalui Asosiasi Gubernur Nasional.

Semua vaksin yang dibeli pemerintah pusat dari AstraZeneca telah melewati tanggal kedaluwarsa enam bulan pada akhir September 2022.

Tanggal kadaluwarsa tersebut mengakhiri inokulasi vaksin AstraZeneca.

Kementerian Kesehatan Jepang menyebutkan, dari 120 juta dosis vaksin AstraZeneca yang dibeli pemerintah pusat, sekitar 13,5 juta dosis dibuang.


Pemerintah pusat telah menghabiskan 2,4 triliun yen (16,6 miliar dolar AS) untuk 882 juta dosis vaksin, atau 2.700 yen per dosis.

Pembelian ini berdasarkan data yang dikumpulkan Kementerian Keuangan Jepang pada April 2022,

Kementerian Keuangan Jepang juga telah menunjukkan bahwa pemerintah pusat harus menganalisis biaya versus manfaat.

Analisis ini terkait pembelian vaksin yang jauh melebihi apa yang dibutuhkan untuk mencakup seluruh penduduk***

Sumber: The Asahi Shimbun

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Asahi Shimbun

Tags

Terkini

Terpopuler