Ukraina Rebut Kembali Wilayah Timur, Joe Biden Mohon Putin Jangan Gunakan Senjata Nuklir

18 September 2022, 23:33 WIB
Penggali kuburan masal di Izyum, Ukraina. /Reuters/Gleb Garanich /

KALBAR TERKINI - Banyak kawasan di timur Ukraina berhasil direbut kembali oleh pasukan negara itu dari Rusia hingga Minggu, 18 September 2022.

Bahkan pada Kamis, 15 September 2022, pasukan Ukraina yang terus merangsek maju, mengklaim menemukan sebuah kuburan massal.

Hanya saja, tak dirinci apakah kuburan di luar kota Izyum itu berisi jenazah orang-orang Ukraina atau Rusia.

Baca Juga: AS Gagal Paksa Komunitas Global Dukung Perang Proksinya Melawan Rusia di Ukraina

Dari AS, Presiden Joe Biden memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin agar tidak menggunakan senjata kimia atau nuklir taktis setelah mengalami kerugian serius dalam perangnya di Ukraina selama September 2022 ini.

"Jangan. Jangan. Jangan," kata Biden, dalam kutipan dari wawancara dengan "60 Minutes" CBS yang ditayangkan Jumat malam.

Diilansir Kalbar-Terkini.com dari The Moscow Times, Biden menyatakan itu menanggapi pertanyaan pewawancara.

Biden ditanya tentang kemungkinan Putin menggunakan senjata kimia atau nuklir taktis.

Baca Juga: Ukraina Klaim Menang, Rusia Mengamuk Ratakan Kharkiv dan Donetsk!

"Anda akan mengubah wajah perang tidak seperti apa pun sejak Perang Dunia II," kata Biden.

"Mereka akan menjadi lebih paria di dunia, lebih dari sebelumnya," tambah pemimpin AS itu.

Ukraina telah merebut kembali petak-petak wilayah di timur dari pendudukan pasukan Rusia dalam beberapa pekan terakhir.

Keberhasikan ini didorong oleh pasokan senjata berat yang terus dipasok oleh sekutu Barat.

Baca Juga: Jerman Tolak Kirim Leopard 2 ke Ukraina, Menhan: Kami juga Butuh untuk Pertahankan Diri!

Moskow ssendiri dilaporkan menghadapi kemarahan baru dari Barat setelah penemuan kuburan massal di luar kota Izyum.

Menurut para pejabat Kiev, hampir semua mayat yang digali menunjukkan tanda-tanda penyiksaan.

Tetapi, Putin tetap bersikeras bahwa perangnya melawan Ukraina yang condong ke Barat itu berjalan sesuai rencana.

"Rencana itu tidak tunduk pada penyesuaian," kata Putin, Jumat, 16 September 2022. \

"Operasi ofensif kami di Donbas sendiri tidak berhenti. Mereka berjalan lambat... Tentara Rusia menduduki wilayah yang lebih baru, dan lebih baru," tegasnya.

Masih dari The Moscow Times, para pemimpin Barat dilaporkan menyuarakan rasa jijik dan kemarahan akibat penemuan kuburan massal itu.

Para pejabat menghitung 450 kuburan yang digali dengan tergesa-gesa.

Beberapa kuburan ditandai dengan salib kayu kasar di lokasi di hutan pinus yang baru saja direbut kembali oleh pejuang Ukraina.

"Di antara mayat yang digali hari ini, 99 persen menunjukkan tanda-tanda kematian akibat kekerasan," kata Oleh Synegubov.

Menurut kepala pemerintahan daerah Kharkiv ini di media sosial, beberapa jenazah dengan tangan diikat ke belakang.

"Satu orang dikubur dengan tali di lehernya," tambahnya.

"Rusia hanya menyisakan kematian dan penderitaan. Pembunuh. Penyiksa," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

"Beberapa jenazah yang digali termasuk anak-anak dan orang-orang yang kemungkinan disiksa sebelum meninggal," tambahnya.

Uni Eropa (UE) sangat terkejut dengan penemuan terbaru kuburan massal dalam perang hampir tujuh bulan itu.

Kepala kebijakan luar negeri blok itu, Josep Borrell menegaskan, perilaku itu tidak manusiawi.

Pasukan Rusia diklaimnya mengabaikan hukum humaniter internasional, dan konvensi Jenewa.

"Harus segera dihentikan," katanya dalam sebuah pernyataan.

Hal senada dikemukakan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Menurutnya, kuburan itu kemungkinan memberikan lebih banyak bukti bahwa Rusia melakukan kejahatan perang di tetangganya yang pro-Barat.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan bahwa apa yang terjadi di Izyum adalah kekejaman.

"Saya mengutuk dengan keras kekejaman yang dilakukan di Izyum, Ukraina, di bawah pendudukan Rusia," cuit Macron.

Macron menegaskan, mereka yang bertanggung jawab harus bertanggung jawab atas tindakan mereka.

"Tidak ada perdamaian tanpa keadilan," tambahnya.

Penemuan itu menambah tekanan kepada Putin, setelah pasukannya mundur di Kharkiv.

Kini wilayah itu berada di bawah tekanan berat dari pasukan Ukraina di Donetsk dan Kherson.

Dalam pertemuan puncak regional di Uzbekistan, Putin diberitahu oleh Perdana Menteri India Narendra Modi bahwa sekarang bukan waktunya untuk perang.

Penemuan kuburan itu juga terjadi sehari setelah Putin mengakui tentang keprihatinan Chin.

Pemimpin China, Xi Jinping juga menghadiri KTT, dan menyatakan keprihatinan tentang situasi di Ukraina.

"Saya pikir apa yang Anda dengar dari China, dari India, mencerminkan kekhawatiran di seluruh dunia tentang dampak agresi Rusia di Ukraina," kata Blinken di Washington.

Tetapi Putin tetap teguh, meskipun ada bukti kuat bahwa pasukannya mengalami kerugian besar dalam serangan balasan Ukraina bulan ini.

Hal ini terjadi ketika Washington mengumumkan tambahan senjata dan amunisi senilai 600 juta dolar AS untuk Ukraina.

Putin memaklumatkan bahwa tujuan utama pernag tersebut adalah pembebasan seluruh wilayah Donbas.

Karena itu, kuburna massal itu bisa saja disengaja oleh pihak Ukraina alias direkayasa agar Rusia kian terpojok.

Putin pun menuduh pasukan Ukraina berusaha melakukan 'aksi teroris', dan merusak infrastruktur sipil Rusia.

"Kami benar-benar menahan diri dalam menanggapi ini, untuk saat ini," kata Putin.

"Jika situasinya terus berkembang seperti ini, responsnya akan lebih serius," ujarnya.

Saat penyelidikan atas kuburan massal Izyum dibuka, PBB mengatasi oposisi Rusia.

PBB memilih untuk mengizinkan Zelensky berpidato di Majelis Umum minggu depan melalui video.

Dari 193 negara anggota, 101 memilih untuk mengizinkan Zelensky menyajikan pernyataan.

Hanya saja, pernyataan ini direkam sebelumnya', alih-alih secara langsung seperti yang biasanya diperlukan.

Tujuh anggota memberikan suara menentang proposal tersebut, termasuk Rusia, dan 19 abstain.

Ukraina menyatakan sangat menyesalkan bahwa perang Rusia tidak mengizinkan presidennya untuk berpartisipasi secara langsung.

Hal ii ditegaskan Duta Vesar Ukraina untuk PBB, Serhiy Kyslytsya.

Pidato Zelensky dijadwalkan pada Rabu, 21 September 2022 sore hari.

Tetapi, perubahan kemungkinan terjadi karena banyak pemimpin menuju ke London untuk pemakaman Ratu Elizabeth II pada Senin.

Penggalian di kuburan hutan dekat Izyum itu sendiri dikalim hanyalah bagian dari pengungkapan mengerikan dari dampak perang.

Semua itu terjadi sejak pendudukan Rusia di daerah itu antara Maret dan awal September 2022.

"Ini adalah bagian, mengerikan ... dari cerita yang sedang berlangsung setiap kali kita melihat gelombang Rusia surut dari bagian Ukraina yang telah didudukinya," kata Blinken.

Kepala polisi nasional Ukraina Ihor Klymenko juga mengaku mendapatkan temuan baru.

Pihaknya juga menemukan beberapa ruang penyiksaan di Kota Balakliya dan di tempat lain di Karkhiv sejak Rusia diusir.

PBB di Jenewa menyatakan akan mengirim tim untuk menentukan keadaan kematian.

Di lokasi Izyum, dua pria berbaju terusan putih sedang menggali tanah berpasir.

Segera mereka mencapai mayat pertama, menggalinya dan memasukkannya ke dalam kantong mayat plastik putih.

Saat lebih banyak mayat muncul, bau daging busuk menyebar di antara pepohonan dan salib kayu kasar.

Jika identifikasi memungkinkan, nama-nama dilampirkan pada salib.

Di satu tempat, sebuah keluarga dengan seorang anak kecil dimakamkan.

DEmikian penjelasan Oleh Kotenko, pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas pencarian orang hilang secara nasional.

"Mereka dibunuh. Ada saksi dari gedung yang sama. Mereka melihat apa yang terjadi, dan menguburkan orang-orang ini di sini," katanya.

"Kuburan tanpa nama itu untuk mereka yang ditemukan tewas di jalan," katanya.***

Sumber: The Moscow Times

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Moscow Times

Tags

Terkini

Terpopuler