KALBAR TERKINI - Kementerian Pendidikan Kerajaan Arab Saudi melarang minuman ringan di sekolah-sekolah di seluruh kerajaan.
Ini karena industri-industri tersebut dianggap gagal memenuhi persyaratan kesehatan.
Juru Bicara Kementrian Pendidikan Ibtesam Al Shehri menyatakan, upaya tersebut sejalan dengan Program Transformasi Kesehatan pemerintah,
Dilansir Kalbar-Terkini.com dari The National News, Minggu, 28 Agustus 2022, kebijakan tersebut juga merupakan bagian dari Visi 2030.
Visi 2030 merupakan sebuah proyek ambisius pemerintah kerajaan untuk memodernisasi, dan memperluas semua sektor swasta, dan publik di Saudi.
Kementerian pendidikan akan memantau kantin di sekolah-sekolah.
Ini untuk memastikan bahw amereka mematuhi persyaratan nutrisi yang ditetapkan oleh pihak berwenang.
Al Shehri juga meminta sekolah untuk mengizinkan sektor swasta menyediakan layanan makanan dan katering.
Layanan itu dianggap akan membantu meningkatkan persaingan, dan meningkatkan efisiensi.
"Saya sangat senang mereka tidak menawarkan soda, yang memiliki kandungan gula yang tinggi," kata Hajra Abdul.
Abdul adalah seorang warga negara Inggris yang tinggal di Jeddah.
"Pilihan yang buruk dapat dengan mudah menyebabkan diabetes dan obesitas di masa depan," katanya.
"Saya senang melihat ada perubahan di kerajaan dan para pemimpin membawa kesehatan dan kebugaran ke tingkat berikutnya," lanjut Abdul.
Sementara itu, Alarabiya melaporkan bahwa industri minuman ringan di Saudi adalah yang terbesar berdasarkan volume dan nilai.
Hal ini dikemukakan oleh Andrea del Grosso, seornag pemimpin tim,.
De Grosso ditugaskan untuk mengembangkan Pasar Timur Tengah Raya untuk perusahaan minuman ringan Sidel.
"Ini terbesar daripada negara mana pun di Timur Tengah," katanya.
“Dengan iklim yang panas dan gersang, rehidrasi ada di benak penduduk setiap menit, setiap hari," lanjutnya.
Sektor minuman ringan di Saudi, meliputi air minum dalam kemasan, minuman berkarbonasi, jus, dan minuman berenergi.
"Semua minuman ini adalah salah satu sektor paling dinamis di Saudi,” tambah del Grosso.
Menurut perkiraan industri, penjualan minuman ringan diperkirakan akan terus mengalami pertumbuhan yang kuat.
Peningkatan juga terjadi secara bertahap.
“Dari pengalaman kami di pasar, kami telah memperhatikan bahwa konsumen di Saudi sangat loyal terhadap merek," ujarnya.
"... dan, mereka semakin tertarik pada produk baru dan inovatif," lanjut del Grosso del Grosso.
"Faktor yang meningkatkan permintaan untuk segmen minuman ringan non-inti," tabahnya.
Misalnya minuman energi, yang diperkirakan meningkat, dan mengalami pertumbuhan kuat, meskipun dari basis yang relatif rendah,” tambahnya.
Del Grosso mencatat bahwa permintaan minuman 'rehidrasi' di Saudi telah meningkat secara dramatis.
Banyak perusahaan besar di industri ini berinvestasi di negara-negara yang tergabung dalam Dewan Kerjasama Teluk (GCC).
“Banyak pemain besar di pasar minuman ringan telah berinvestasi di seluruh wilayah GCC, termasuk Arab Saudi,” katanya.
“Saya percaya ini karena konsumsi minuman ringan dan sub-set lainnya (air kemasan, jus, antara lain) jauh lebih tinggi," tambah del Grosso.
Konsumsinya lenih tinggi dibandingkan di negara bagian GCC daripada negara tetangga lainnya.
"Dengan tingginya permintaan minuman ringan dalam kemasan, diperlukan produksi minuman dalam skala besar menjadi botol PET (polyethylene terephthalate),” tambahnya.
Del Grosso menambahkan, kawasan Timur Tengah dan Afrika, secara keseluruhan tumbuh secara signifikan dalam industri minuman global.
Dengan pemikiran inilah Sidel mendirikan Zona Timur Tengah dan Afrika Raya yang baru pada 2013.
Menurutnya, Saudi adalah pasar terbesar produk Sidel di kawasan Timur Tengah Raya.***
Sumber: The National News, Alarabiya