Mossad Ukir Sejarah Baru: Lantik Dua Wanita untuk Jabatan Senior, Disebut A dan K

20 Agustus 2022, 00:17 WIB
Logo Dinas Rahasia Israel, Mossad.* / Creative Commons/

KALBAR TERKINI - badan intelijen Israel Mossad atau dalam bahasa Arab disebut 'Al-Mōsād lil-Istikhbārāt wal-Mahāmm al-Khāṣṣah' membuat sejarah baru.

Pada Kamis, 18 Agustus 2022 ini, badan intelijen paling legendaris ini mengumumkan telah menunjuk dua wanita untuk peran senior dalam organisasi.

Pengumuman ini, sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Jerusalem Post, Kamis, menjadikan empat perempuan sebagai anggota forum eksekutif yang memimpin lembaga tersebut.

Perempuan pertama hanya disebut berinisia A, baru-baru ini menjabat sebagai Kepala Departemen Intelijen Mossad, yang setingkat dengan kepala Intelijen Militer di Angkatan Bersenjata Israel (IDF).

Baca Juga: Mossad, Agen Spionase Israel yang Sarat Mitos: Bersaing dengan CIA

Wanita kedua, K, ditunjuk untuk mengepalai Departemen Iran.

Departemen intelijen di Mossad, yang saat ini dikelola oleh dua wanita yakni A dan wakilnya H, dianggap sebagai salah satu jangkar inti, dan mesin pertumbuhan organisasi.

A telah bertugas di inti komunitas intelijen selama 20 tahun terakhir, dan dipercayakan dengan pembentukan gambaran intelijen strategis di tingkat nasional.

Tugansya adalah terkait serangkaian topik, termasuk ancaman nuklir Iran, terorisme global, dan normalisasi dengan Dunia Arab.

Juga, A bertanggung jawab atas intelijen dalam semua operasi Mossad.

Baca Juga: Mossad dan Intelijen Turki Gagalkan Serangan Iran di Instanbul: Warga Israel di Turki Diperingatkan Waspada!

A pernah pula menjabat sebagai kepala salah satu departemen teknologi Mossad, dan menerima Penghargaan Keamanan Israel pada upacara yang diadakan sekitar dua bulan lalu.


Selama di Mossad, K mengklaim menggunakan badan intelijen utama Israel tersebut untuk menyerukan kepada perempuan agar bertindak dalam mewujudkan berbagai potensnya.

"Juga (perempuan) dapat menggunakan pengaruh dalam sistem keamanan, termasuk unit tempur atau teknologi," lanjut A.

Sekarang ini akan bergabung dengan K, yang menjabat sebagai kepala departemen urusan Iran, bidang kegiatan utama organisasi tersebut.

Kepala sistem urusan Iran bertanggung jawab atas strategi Mossad dalam menghadapi ancaman Iran dalam segala bentuknya.

K juga bertanggung jawab untuk memimpin perang operasi gabungan, teknologi dan intelijen di Mossad bersama dengan IDF, dan semua cabang keamanan.

"Ada kesetaraan penuh dalam organisasi antara pria dan wanita," kata Direktur Mossad, David Barnea.

"Banyak wanita bertugas dalam peran operasional, sebagai pejuang, penangan agen, dan diintegrasikan ke dalam inti kegiatan operasional dan intelijen kami dengan bakat, profesionalisme dan akal," lanjutnya"

Menurut Barnea, jalan menuju promosi ke posisi tingkat tinggi di Mossad terbuka untuk pria dan wanita, berdasarkan kesesuaian, dan bakat.

Empat perempuan saat ini bertugas di forum kepala departemen, dan merupakan bagian dari tim eksekutif senior yang menjalankan badan intelijen.

Wanita yang menduduki posisi tertinggi di Mossad adalah Aliza Magen, yang menjabat sebagai wakil direktur Mossad 30 tahun lalu.

Barnea menambahkan bahwa penting bagi Mossad – sebagai lembaga yang berdiri di garis depan dalam memberikan keamanan bagi negara.

Hal ini untuk mengirim pesan kepada perempuan tentang kemungkinan tak terbatas yang tersedia bagi mereka dalam organisasi.

Juga untuk melakukan pelayanan sebagai panutan bagi badan-badan keamanan lainnya dalam hal mengintegrasikan perempuan ke dalam posisi-posisi kunci.

Perempuan lain dalam peran senior termasuk H, yang wakil kepala divisi intelijen badan tersebut, dan E, yang baru-baru ini ditunjuk sebagai wakil kepala divisi tenaga kerja.


Mossad atau dalam bahsa Ibrani adalah 'Ha-Mossad le-Modiin ule-Tafkidim Meyuhadim' adalah salah satu entitas utama dalam Komunitas Intelijen Israel.

Selain itu terdapat Aman (intelijen militer) dan Shin Bet (keamanan internal).

Mossad bertanggung jawab untuk intelijen, misi penyamaran, dan kontra teroris, serta pemindahan warga Yahudi keluar dari Suriah, Iran, dan Ethiopia.

Mossad dibentuk oleh Perdana Menteri Israel, David Ben Gurion pada 1 April 1951, selain intelijen militer dan kontra intelijen (Shin Bet).

Pada pembetukannya, Gurion berkata bahwa tujuan Mossad adalah 'untuk Israek, yang sejak berdiri telah berada di bawah ancaman musuh-musuhnya'.

"Konstitusi intelijen adalah garis terdepan pertahanan. Kita harus belajar dengan baik cara untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di sekeliling kita," kata Gurion.

Mossad berkantor pusat di Tel Aviv. Pada dekade 1980-an, personilnya diperkirakan berjumlah 1500-2000 orang.

Secara tradisional, direkturnya dirahasiakan, tetapi pada Maret 1996, Pemerintah Israel mengumumkan kepada publik bahwa MayJen Danny Yatom sebagai direktur menggantikan Shabtai Shavit yang dipecat awal 1996.

Diduga Mossad bertanggung jawab atas sejumlah operasi intelijen di dunia, khususnya yang terjadi di seputar konflik Timur Tengah.

Karena selalu terancam oleh bangsa Aeab sejak negara Irael berdiri, Mossad telah menempatkan umat bangsa Arab sebagai ancaman utama.

Mereka memiliki klab malam di Libanon, the Star, yang kerap menjadi ajang pertemuan para agennya.

Sepanjang dekade 1970-an, Mossad membunuh anggota PLO yang terlibat peristiwa September Hitam, yang menewaskan sejumlah atlet Israel pada Olimpiade di München, Jerman.

Mossad juga yang menghancurkan kantor PLO di Tunis, Tunisia pada April 1988, dan membunuh salah satu pejabat pentingnya, Abu Jihad.

Pada Maret 1990, agen Mossad kembali beraksi. Korbannya yakni ilmuwan Kanada Gerald Bull, yang merancang senjata super untuk Irak.

Bull dibunuh di apartemennya di Brussel, Belgia. Pembunuhan ini sukses menghentikan proyek pembuatan senjata itu.

Mossad dianggap salah satu dinas intelijen yang paling sukses di dunia.

Namun, dilansir dari Wikipedia, dinas rahasia ini pernah pula beberapa kali melakukan kesalahan-kesalahan besar.
Antara lain, pernah membunuh orang secara tidak sengaja, yakni Ahmed Bouchiki di Lillehammer Norwegia pada 1973 yang dikira sebagai Ali Hassan.

Hassab adalah aktivis Palestina yang memimpin Gerakan September Hitam, menculik, dan membunuh kontingen Olimpiade Israel di München pada 1972.

Tapi yang paling fatal adalah kegagalan Mossad untuk mencegah pembunuhan terhadap PM Israel Yitzhak Rabin.

Para agennya kecolongan saat warga Yahudi Ortodoks, Yigal Amir membawa senjata, dan menembak Rabin.

Hal ini memaksa Pemerintah Israel memecat Direktur Mossad Shabtai Shavit, dan digantikan MayJen Danny Yatom.***

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Jerusalem Post

Tags

Terkini

Terpopuler