Sebanyak 1,7 Juta Orang di India Meninggal Tiap Tahun: Karena tak Mampu Beli Makanan Sehat

23 Juni 2022, 18:31 WIB
India dilanda banjir monsun terburuk tahun ini. /Reuters/Kazi Salahuddin Razu/

KALBAR TERKINI - Sebanyak 1,7 juta orang India meninggal setiap tahun akibat pola makan yang buruk dari total 70 persen populasi di Benua Kecil ini.

Pola makanan yang buruk ini tak lain karena 71 persen orang India di India tidak mampu membeli makanan yang sehat.

Menurut Majalah Center for Science and Environment (CSE) dan Down to Earth, sebagaimana yang dilansir Kalbar-Terkini.com dari India Times, Sabtu, 4 Juni 2022, pola makanan seperti itu memicu sederet penyalit berbahaya.

Baca Juga: Assam Diterjang Banjir, Anggota Parlemen India Tuding Narendra Modi Rakus Kekuasaan!

Sementara menurut laporan PTI, kematian terjadi karena penyakit yang disebabkan oleh faktor risiko makanan.

Ini sudah ermasuk penyakit pernapasan, diabetes, kanker, stroke, dan penyakit jantung koroner, sebagaimana laporan berjudul 'State of India's Environment 2022: In Figures'.

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian, makanan sehat dianggap tidak terjangkau, jika biayanya melebihi 63 persen dari pendapatan seseorang.

Baca Juga: India Importir Terbesar Minyak Rusia, tak Peduli Ancaman AS, Jaishankar: Mari Kita Sedikit Berimbang!

Laporan tersebut mengacu pada diet rendah buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, serta diet tinggi daging olahan, daging merah, dan minuman manis.

Tujuh puluh satu persen orang India tidak mampu membeli makanan sehat. Rata-rata global 42 persen, menurut organisasi itu, mengutip Global Nutrition Report 2021.

Berlawanan dengan standar diet sehat, diet rata-rata orang India mengalami kekurangan buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Dikatakan, konsumsi ikan, susu, dan daging merah sudah sesuai target.

Baca Juga: Pakistan Siaga Perang! Rudal Supersonik India Hantam Wilayah Pakistan: India Malah Klaim tak Sengaja!

Di India, orang dewasa berusia 20 tahun ke atas hanya memiliki 35,8 gram buah per hari dibandingkan dengan 200 gram yang direkomendasikan per hari, dan hanya 168,7 gram sayuran per hari dibandingkan dengan minimum 300 gram per hari.

Mereka hanya mengkonsumsi 24,9 gram kacang-kacangan per hari (25 persen dari target harian mereka) dan 3,2 gram kacang-kacangan per hari (13 persen dari target harian mereka).

“Meskipun ada beberapa kemajuan, pola makan tidak menjadi lebih sehat. Selain itu, mereka membuat tuntutan yang meningkat terhadap lingkungan bahkan ketika tingkat kekurangan gizi yang tidak dapat diterima tetap ada di negara ini,” kata laporan itu.

Laporan itu menambahkan: Biaya manusia, lingkungan, dan ekonomi yang tinggi, membuat kita akan membayar harga yang jauh lebih tinggi jika gagal bertindak."

"Sistem pangan global telah gagal mencapai tujuan global untuk keduanya. kesehatan dan lingkungan," lanjut laporan.

Menurut laporan itu, inflasi indeks harga pangan konsumen (CFPI) telah meningkat 327 persen pada 2021, sedangkan indeks harga konsumen (CPI), yang mencakup CFPI, telah meningkat 84 persen.

Makanan kemungkinan menjadi penggerak terbesar inflasi CPI.

Tingginya tingkat inflasi pangan saat ini telah didorong oleh kenaikan biaya produksi, lonjakan harga tanaman internasional, dan gangguan terkait cuaca ekstrem.

"Analisis data kami menunjukkan bahwa harga pangan telah meningkat pada tingkat yang lebih tinggi di daerah pedesaan daripada di daerah perkotaan pada Maret-April 2022," kata Richard Mahapatra, Redaktur Pelaksana Down To Earth.***

Sumber: India Time

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: India Times

Tags

Terkini

Terpopuler