Gendron Membunuh karena Provokasi Website Neo Nazi Domain China: AS dan Tiongkok Diadu Domba!

17 Mei 2022, 21:25 WIB
ilutrasi penembakan /Sammy-Sander/Pixabay/

KALBAR TERKINI - Neo-Nazi hendak membuat AS dan Tiongkok berkelahi secara fisik menyusul ditemukannya sebuah situs web dengan domain kode negara 'cn'.

Lewat situs bernama Daily Stormer inilah, Payton Gendron (17) mengaku terpengaruh untuk membunuh 10 warga negara AS berkulit hitam di sebuah supermarket di Buffalo, New York.

Gendron telah memposting secara online rencana setebal 180 halaman sebelum beraksi di mana dia mengklaim bahwa situs web neo-Nazi juga merupakan pengaruh yang kuat.

Baca Juga: Gendron Bantai 10 Negro, Kagumi Aksi Pembantai Massal Umat Muslim di Selandia Baru

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari Global Times, Selasa, 17 Mei 2022, situs web tersebut secara mengejutkan memiliki domain kode negara 'cn'.

Hal ini yang menyebabkan beberapa media dan publik menuduh China terlibat dalam insiden tersebut, bahkan 'mendukung sayap kanan AS dan neo-Nazisme'.

Tabloid milik Pemerintah Tiongkok ini menemukan melalui informasi publik dan wawancara bahwa tuduhan semacam itu sepenuhnya salah.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Penembakan Amerika Tewaskan Enam orang di Sacramento: Janji Biden Dipertanyakan!

Situs web tersebut sebenarnya didaftarkan oleh pendirinya, melalui perusahaan proxy setelah diblokir oleh berbagai negara, dan informasinya tidak secara ketat ditinjau kontennya oleh organ Pemerintah Tiongkok.

Situs tersebut menjadi offline setelah penembakan Buffalo.

Laporan media menunjukkan bahwa Daily Stormer didirikan oleh seorang neo-Nazi Amerika sayap kanan bernama Andrew Anglin.

Dia juga membuat situs web bernama Total Fasisme sebelum membuat halaman web ini.

Baca Juga: Profil Alec Baldwin, Aktor Amerika yang Tersandung Kasus Penembakan Kru Film, Tanggal Lahir hingga Jalan Karir

Pada 2017, nama domain Daily Stormer diblokir oleh penyedia layanan domain internet di AS setelah Anglin secara terbuka menyebut pendukung sayap kanan Donald Trump.

Ini karena Anglin menabrak seorang demonstran anti-Trump dengan mobilnya, dan menghina korban di situs webnya.

Sejak itu, Anglin terus mencari negara lain di mana dia bisa mendapatkan domain, tanpa memberikan banyak informasi tentang dirinya atau situs webnya, untuk membuat situs ini kembali online.

Informasi yang tersedia untuk umum, menunjukkan bahwa dia mendekati penyedia nama domain di Rusia, Albania, Austria, dan Islandia di antara negara-negara lain untuk mendapatkan domain negara lokal.

Tetapi, semua permintaannya dibatalkan satu demi satu. Karena itu, dia beralih ke internet China.

Meskipun nama domain yang terdaftar di Wilayah Administratif Khusus Hong Kong (HKSAR) China pada 2017 dan 2018 kemudian ditutup, Anglin mendaftarkan nama domain 'cn'
lainnya lagi pada 9 April 2022.

Pendaftaran tersebut melalui perusahaan China yang tidak memiliki pengetahuan tentang dia atau konten dari situs webnya.

Penyedia nama domain, sebuah perusahaan teknologi berbasis di Guangdong, China, telah menawarkan layanan pendaftaran nama domain internet.

Tetapi kepada Global Times, perusasahan ini mengklaim bahwa mereka tidak mengetahui sifat situs web Daily Stormer atau pemiliknya.

Namun, perusahaan itu segera menutup layanan resolusi nama domain yang diberikan ke situs web Daily Stormer, setelah mengetahui situasi tersebut, menurut laporan media.

Selain itu, Global Times telah mengetahui melalui perusahaan dan Pusat Informasi Jaringan Internet China (CNNIC).

Info itu yakni Daily Stormer tidak perlu memperoleh pengarsipan ICP seperti situs web domestik di China atau menghadapi tinjauan kontennya, saat mendaftarkan nama domain sejak server dan alamat IP situs web tersebut berlokasi di luar negeri.

Selain itu, situs web Daily Stormer bahkan dapat menyewa penyedia layanan nama domain domestik di China.

Tujuannya, untuk menangani masalah otentikasi identitas saat mendaftarkan nama domain, yang juga merupakan alasan mengapa perusahaan yang berbasis di Guangdong ini muncul sebagai 'pendaftar' di situs Daily Stormer, dan bukan menyebut pemilik sebenarnya, Andrew Anglin.

Staf CNNIC menyatakan mengatakan bahwa mereka akan melakukan pemeriksaan acak di situs web yang terdaftar dengan nama domain ".cn", termasuk memeriksa situs web ini untuk konten yang tidak pantas.

Namun, karena volume inspeksi yang besar, biasanya dilakukan di tempat. Tetapi, jika mereka menerima laporan, mereka akan segera menyelidiki, menurut staf CNNIC.

Pengamat mengatakan bahwa insiden ini harus mengarahkan China untuk lebih meningkatkan kebijakan dan peraturannya, memantau opini publik, dan mencegah kekuatan serupa menyusup ke internet China untuk menyebarkan ide-ide ekstremis dan mencemari dunia maya dan masyarakat.***

Sumber: Global Times

 

 

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Global Times

Tags

Terkini

Terpopuler