KALBAR TERKINI - Iran akhirnya menuduh Israel sebagai dalang di balik serangan terhadap jaringan internet di fasilitas nuklir di Kota Natanz, Iran tengah, Minggu, 11 April 2021. Akibat serangan, terjadi korsleting listrik dan kebakaran.
Bahkan, Juru Bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Behruz Kamalvandi, patah tulang karena jatuh dari ketinggian ketika memeriksa kerusakan di fasilitas tersebut. Fasilitas itu sendiri sudah tiga kali bermasalah, yang diduga akibat serangan Israel dan sekutunya AS. Padahal, Iran mengklaim, program tersebut bukan untuk kepentingan perang.
Sehari sebelumnya, pihak Iran hanya menyatakan masih akan memeriksa kerusakan di fasilitas nuklirnya. Walaupun menuduh dua serangan sebelumnya dilakukan Israel dan AS, pihak Iran sempat belum menyebut nama dari pihak atau negara tertentu sebagai penyebab serangan.
Di hadapan Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Majelis Iran, Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif menyatakan, Israel bertanggung jawab atas sabotase di fasilitas pengayaan Natanz di Iran Tengah.
"Tapi Iran tidak akan membiarkan Zionis mencapai tujuan mereka, dan akan membalas dendam atas tindakan tersebut," tegasnya, sebagaimana dikutip Kalbar-Terkini.com dari IRNA, Senin, 12 April 2021.
Baca Juga: Sejarah 12 April, Perang Sesama Bangsa Amerika Pro Persatuan dan Pro Serikat Pecah
Baca Juga: Fasilitas Nuklir Iran Rusak, Diduga Disabotase Israel
Pernyataan ini disampaikan selama sesi Zarif untuk memberi pengarahan kepada anggota parlemen tentang negosiasi pekan lalu di Wina terkait penandatangan lain untuk kesepakatan nuklir Iran 2015.
Menlu Iran mendesak perlunya melindungi fasilitas nuklir dan ilmuwan negara menyusul tiga kali serangan di Nathans dan telah terbunuhnya ilmuwan nuklir paling top Iran.
Menurutnya, para pejabat Israel akan menerima 'tanggapan' dari Iran terkait negoisasi nuklir di Wina.
"Jika mereka berpikir bahwa kami akan lebih rendah dalam negosiasi, mereka harus tahu, bahwa tindakan putus asa ini (serangan ke Nathanz) membuat sikap kami semakin kuat dalam negosiasi," kata Zarif.
Ditambahkan, pihak yang bernegosiasi juga harus tahu bahwa jika mereka dulu menghadapi fasilitas pengayaan dengan mesin generasi pertama, sekarang situs Natanz dapat dipenuhi dengan sentrifugal canggih. Kemampuan pengayaannya bahkan beberapa kali lebih tinggi.
Patah Tulang
Kamalvandi menegaskan, program nukli pemerintahnya tidak perlu diragukan akan gagal. "Saya yakin, kami berhasil dalam industri nuklir. Jadi, orang Iran tidak meragukannya," katanya.
Menurut Kamalvand, insiden di fasilitas pengayaan nuklir di Natanz tidak menyebabkan polusi atau korban jiwa manusia.Penyebab kerusakan di sistem distribusi listrik fasilitas itu sedang diselidiki dan informasi lebih lanjut akan segera diumumkan.
Laporan menyatakan, beberapa jam setelah peristiwa, Kamalvandi mengunjungi lokasi tersebut bersama Kepala AEOI Ali Akbar Salehi dan mengalami cedera saat melakukan pemeriksaan.
Kepala universitas kedokteran di kota terdekat Kashan, Alireza Moraveji mengakui kepada media lokal, insiden itu terjadi selama pemeriksaan, dan Kamalvandi jatuh dari ketinggian tujuh meter.
"Kesehatan Kamalvadi secara keseluruhan memuaskan. Tapi, terjadi patah tulang di pergelangan kaki dan kepalanya," jelasnya.
Sementara menurut Salehi, serangan di fasilitas nuklir tersebut mencerminkan upaya putus asa yang mencerminkan kegagalan musuh Iran terkait kemajuan industri dan politik negaranya.
Musuh dinilainya ingin mencegah perkembangan penting industri nuklir. Salehi menambahkan bahwa dalam pencapaian program nuklirnya, tidak hanya prestasi terbaru para ahli dan ilmuwan muda yang ditampilkan. Tetapi juga prospek pencabutan sanksi terungkap sepenuhnya pada Hari Teknologi Nuklir Nasional.
Republik Islam Iran menekankan perlunya masyarakat internasional dan perlakuan Badan Energi Atom Internasional terhadap terorisme nuklir ini, dan berhak mengambil tindakan terhadap pelaku dan agen***
Sumber: IRNA