Siap Tukar Tahanan, Iran Klaim AS belum Siap

9 Maret 2021, 23:37 WIB
TAHANAN IRAN Robert Levinson, mantan agen FBI yang menghilang di Iran pada 2007, tidak dimasukkan dalam pertukaran tahanan pada 2016 karena tidak diyakini berada di Iran./PBS NEWS HOUR/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

TEHRAN - Juru bicara Pemerintah Iran Ali Rabiei, menyatakan kesiapan Teheran untuk pertukaran semua tahanan dengan AS. "Kami siap untuk menukar semua narapidana. Hal seperti itu belum terjadi, tapi sejauh ini, AS belum siap," katanya dalam jumpa pers reguler di Teheran, Ibu Kota Iran, Selasa, 9 Maret 2021.

Rabiei menambahkan kembali posisi Iran sebagaimana sudah ditegaskan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif tentang pertukaran tahanan. Ada banyak orang Iran di seluruh dunia yang dipenjara atas perintah AS.

"Keputusan dan tindakan sedang diambil dalam hal ini, tetapi kami percaya, bahwa seperti yang disebutkan oleh Pak Zarif, kami dapat bernegosiasi tentang semua narapidana sekaligus, dan menyelesaikan masalah sekaligus, ”kata Rabiei sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com dari Tehran Times.

Baca Juga: Hadeh! Alien Diklaim Teken Kontrak dengan AS-Israel: Bentuk Federasi Galaksi

Baca Juga: Munafik Perangi Kartel, Presiden Honduras Dalangi Penyelundupan Kokain ke AS!

Baca Juga: Segera Legalkan Narkoba, Mampukah Meksiko Hentikan Perang Kartel?

Pada Februari 2021, Saeed Khatibzadeh, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran menolak klaim seorang pejabat AS bahwa Teheran dan Washington telah memulai pembicaraan langsung mengenai tahanan AS di Iran. Sebaliknya, Khatibzadeh menyatakan, tidak ada negosiasi langsung antara kedua negara tentang masalah apa pun.

“Ada sejumlah tahanan Iran di Amerika Serikat yang ditahan atas tuduhan palsu, tanpa melalui proses yang semestinya, dan mengamankan kebebasan mereka, selalu menjadi prioritas pemerintah Republik Islam Iran,” tegasnya.

Juru bicara ini membantah adanya kontak langsung dengan AS mengenai situasi tahanan di bawah pemerintahan baru AS, Menurutnya, beberapa pesan terkait masalah ini telah dipertukarkan dengan pejabat AS melalui Kedutaan Swiss di Teheran.

Sementara dilansir dari Wikipedia, Republik Islam Iran telah terlibat dalam pola penahanan warga negara asing untuk waktu yang lama. Warga negara ganda sangat rentan terhadap penahanan sewenang-wenang, karena Iran tidak mengakui kewarganegaraan ganda.

Jika salah satu kebangsaannya adalah Iran, tidak diakui klaim kewarganegaraan lain, atau mengizinkan diplomat asing campur tangan atas nama orang tersebut, sesuai dengan Aturan Kewarganegaraan Utama  Iran.

Menurut Pusat Hak Asasi Manusia di Iran, pemerintah Iran telah menggunakan warga negara asing yang dipenjara, 'sebagai alat tawar-menawar dalam berurusan dengan negara lain'. Pada November 2017, Reuters melaporkan, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran menangkap setidaknya 30 warga negara ganda selama dua tahun terakhir, sebagian besar atas tuduhan mata-mata.

Menurut Human Rights Watch, otoritas Iran telah melanggar hak asasi tahanan karena hak proses dan melakukan pola penangkapan bermotif politik. Pada September 2019, di sela-sela Sidang Umum PBB ke-74, keluarga warga negara ganda dan asing yang dipenjara di Iran serta mantan warga negara ganda dan warga negara asing yang dipenjara di Iran, membentuk Aliansi Keluarga Melawan Penyanderaan oleh Negara.

Daftar tahanan saat ini dan mantan di Iran, tidak termasuk orang yang diculik di negara lain, dan dibawa ke negara itu.***

 

Sumber: Reuters & Wikipedia

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler