Militer AS dan Sekutunya 'Serbu' LCS, Tiongkok: Ini Wilayah Warisan Nenek Moyang Kami!

1 Maret 2021, 21:21 WIB
ANGKATAN DARAT PLA - Prajurit Angkatan Darat PLA dengan perlengkapan tempur penuh berlari untuk menaiki helikopter pengangkut di dek penerbangan kapal pendaratan dermaga Yimengshan (Hull 988) dari Angkatan Laut PLA selama latihan pelatihan terkoordinasi maritim antar-Angkatan di wilayah laut yang dirahasiakan pada 3 Agustus 2020./FILE FOTO: MILITER CHINA/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

BEIJING, KALBAR TERKINI -  Militer China pada Senin, 1 Maret 2021, memberikan pernyataan resmi terkait kisruh di Laut China Selatan (LSC), terutama masuknya kapal-kapal militer AS dan sekutunya. Dikaitkan dengan pernyatan-pernyataan sebelumya, China bersikeras tidak akan mundur satu inci pun dari wilayah warisan nenek moyangnya.

"Sejak berdirinya Republik Rakyat China, kami tidak pernah melancarkan perang atau menduduki satu inci pun wilayah negara lain. Kami tidak akan menyerahkan satu inci pun dari wilayah yang diwarisi dari nenek moyang kami, dan kami tidak menginginkan apa pun dari wilayah yang kami miliki. ke negara lain," tegas pernyataan Kementrian Pertahanan China.

Kementrian Pertahanan China  juga menjelaskan tentang sikapnya terhadap militer AS terkait terkait konflik di LCS dan Kepulauan Diayu yang diklaim Jepang. Dilansir Kalbar-Terkini.com dari koran Pemerintah China Global Times, kementrian  berharap AS dapat bekerja sama untuk mengimplementasikan konsensus yang sudah dicapai oleh Presiden Jie Biden dan Presiden Xin Jing Pin terkait peningkatan komunikasi dan mengelola perbedaan.

Baca Juga: Diiringi Sorak-sorai 'Pahlawan telah Kembali', Trumph: Biden, Presiden paling Nahas Sejagat!

Hanya saja, masih menurut Global Times, Kementerian Pertahanan China tidak merilis rincian apa pun terkait tanggapannya  tentang bagaimana sektor militernya  dan AS akan mulai terlibat satu sama lain untuk dialog dan kerja sama tersebut.

Menurut laporan baru-baru ini di media Jepang, negara Matahari Terbit telah menyatakan keprihatinannya atas aktivitas kapal penegak hukum Tiongkok di perairan Kepulauan Diaoyu. Kementerian Pertahanan China sendiri menyatakan, Kepulauan Diaoyu dan pulau-pulau afiliasinya adalah wilayah inheren China, dan fakta ini memiliki dasar sejarah dan hukum yang cukup.

Ditegaskan, kegiatan penegakan hukum yang dilakukan oleh kapal pemerintah China di perairan teritorial China, adalah sah, dan tidak perlu dipersoalkan. Bahkan, aktivitas kapak-kapal militer China ini disebut akan terus berlanjut sebagai praktik normal.

"Jepang adalah tetangga penting China. Kami berharap, Jepang akan fokus pada keseluruhan pembangunan jangka panjang terkait hubungan bilateral. Hal ini untuk memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan, menjadi mitra kerja sama satu sama lainnya, daripada menimbulkan ancaman satu sama lain," tegas  kementerian dalam pernyataannya.

Baca Juga: Tanker Israel Dihantam Roket, Jubir Iran: Kami Sengit dan Keras!

Prancis dan Inggris telah mengirim atau berencana mengirim pasukan angkatan laut ke LCS untuk melakukan operasi kebebasan navigasi. Menurut Kementerian Perhananan China, seharusnya negara-negara kawasan melakukan upaya untuk mengubah LCS menjadi lautan perdamaian, persahabatan, dan kerja sama.

Ditegaskan, tekad China untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan, tidak akan terguncang serta akan secara tegas menentang negara mana pun yang menganggu upaya damai itu.

Kehadiran dan ketegangan militer di kawasan itu telah mencampuri urusan kawasan, dan merugikan kepentingan bersama negara-negara kawasan dengan dalih di bawah premis 'kebebasan navigasi.'

Mengenai hubungan militer China-Rusia, beberapa pakar asing memperkirakan bahwa Rusia mungkin akan menjalin aliansi militer dengan China walaupun mendapat tekanan NATO pimpinan AS.

Baca Juga: Cegah Masuknya Paham Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme, Yayasan Kejayaan Islam Gelar Doa Bersama

Menurut Kementerian Pertahanan China dalam pernyataannya, China dan Rusia bersikeras pada prinsip non-blok untuk kemitraan strategis komprehensif kedua negara, dan tidak akan menargetkan negara ketiga mana pun yang sama sekali berbeda dari aliansi militer antara beberapa negara lain. 

Mengenai apakah China akan menyesuaikan kebijakan pertahanan nasionalnya, pihak kementerian menyatakan, China secara tegas dan teguh secara defensif menjalankan kebijakan pertahanan nasional.

Militer China juga tegas menjalankan tugas dan misinya dan  juga tegas membela keselamatan dan kedaulatan nasionalnya. "Sejak berdirinya Republik Rakyat China, kami tidak pernah melancarkan perang atau menduduki satu inci pun wilayah negara lain. Kami tidak akan menyerahkan satu inci pun wilayah yang diwarisi dari nenek moyang kami, dan kami tidak menginginkan apa pun dari wilayah yang kami miliki ke negara lain, " tegas kementerian dalam pernyataannya.*** 

 

Sumber: Global Times  

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler