Unjuk Rasa Menggila di Spanyol, Massa Bakar Toko dan Bank

20 Februari 2021, 12:25 WIB
BENTROK - Petugas polisi bentrok dengan demonstran saat pendukung rapper Catalan Pablo Hasel memprotes penangkapannya di Madrid, Spanyol, 17 Februari 2021./REUTERS/ SUSANA VERA/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

BARCELONA, KALBAR TERKINI - Unjuk rasa terus berlangsung hingga Jumat, 19 Februari 2021 malam di sejumlah kota di Spanyol. Dua bank di Kota Barcelona rusak dibakar massa selama aksi demo memasuki malam ketiga. 

Dilansir Kalbarterkini dari Reuters, Sabtu, 20 Februari 2021, unjuk rasa aksi yang didominasi kaum muda ini terpicu karena penahanan Pablo Hasel, seorang penyanyi rap Spanyol yang syair lagu-lagunya dikenal sarat akan tema antikemapanan.

Baca Juga: Tinggal Empat Bulan di Barcelona, Nasib Lionel Messi Belum Menentu

Pablo dikerangkeng sembilan bulan karena mendewakan terorisme dan penghinaan terhadap bangsawan. Kasus tersebut telah memicu polemik dan perdebatan sengit terkait  kebebasan berekspresi di Spanyol. Itu sebabnya pemerintah mengumumkan akan segera membuat undang-undang terkait termasuk untuk menjerat warga negara yang melontarkan ujaran kebencian. 

Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez mengutuk aksi kekerasan tersebut. "Demokrasi melindungi kebebasan berbicara, termasuk ekspresi pemikiran yang tidak masuk akal. Tapi, demokrasi tidak pernah melindungi kekerasan," kecamnya sambil berjanji untuk 'memperluas dan meningkatkan kebebasan berbicara'. 

Baca Juga: Kontak Tembak Dengan TNI-Polri, Satu Anggota KKB Papua Tewas

Selama tiga malam terakhir ini, polisi nyaris tak henti menembakkan gas air mata dan peluru busa ke arah demonstran. Massa membakar tempat sampah, sepeda motor, dan  menjarah toko. Di Ibu Kota Spanyol, Madrid serta sejumlah kota lainnya terjadi bentrolan antara massa pengunjuk rasa dengan aparat. 

Para pejabat menyatakan, tiga orang ditangkap di Barcelona pada Jumat kemarin. Sekitar 60 orang telah ditangkap di seluruh Barcelona, awal pekan ini. Seorang wanita dilaporkan mengalami masalah di bagian matanya karena terpapar aksi kekerasan selama unjuk rasa. 

Baca Juga: Jual Senjata ke Myanmar, Pengamat China: Wajar Tentara Beli Senjata, 'kan' Menjaga Keamanan Nasional

Kelompok hak asasi manusia Amnesti Internasional menyerukan perubahan hukum di Spanyol. Pemberlakuan undang-undang anti-terorisme dianggap mencekik dan secara tidak adil membatasi hak orang untuk menunjukkan ketidaksetujuan mereka di jalanan. 

"Spanyol adalah negara dengan kebebasan berekspresi, tentu saja. Tapi,  ada ancaman terhadap kebebasan itu," kata Kepala Amnesti Internasional untuk Spanyol, Esteban Beltran.*** 

Sumber: Reuters

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler