Jabat Menteri Kesepian, Sakamoto Pernah Pimpin Komite Urusan Diet di Partainya

17 Februari 2021, 00:45 WIB
DEPRESI - Merenung, cekikikan, senyum-senyum sendiri bahkan mendadak menangis, bisa jadi, merupakan indikasi bahwa seseorang sebentar lagi jadi gila. Inilah salah satu dampak dari depresi lantaran kesepian. Tanpa penanganan medis, maka orang seperti ini bisa bunuh diri.//PIXABAY/ /

TOKYO, KALBAR TERKINI -  Menteri Negara Urusan Kesepian. Inilah jabatan baru yang disandang Tetsushi Sakamoto atas penunjukkan Perdana Menteri (PM)  Yoshihide Suga. Sakamoto bertanggung jawab menangani rakyat Jepang yang kesepian termasuk galau akibat terisolasi lantaran krisis Covid-19.

Dilantik pada Jumat, 12 Februari 2021, kata 'urusan' ditambahkan untuk jabatan tersebut. Sebab,  jika hanya sebagai 'menteri kesepian', maka konotasinya pasti berbeda.  Setidaknya, Sakamoto bukanlah tipe manusia yang kesepian. Lelaki kelahiran tahun 1950 asal Kabupaten Ozu, Provinsi Kumamoto ini, selalu dikelilingi banyak orang.

Baca Juga: Beberapa Wilayah Dilanda Karhutla, Satelit Pantau 49 Titik Panas Terbanyak di Kubu Raya

Hal ini mengingat jam terbangnya yang sangat lumayan di bidang politik  dan pemerintahan sejak menamatkan kuliahnya di Universitas Chuo. Sakamoto pernah menjadi legislator di DPRD Provinsi Kumamoto selama empat periode sejak 1991 kemudian melenggang ke DPR Jepang pada 2003.

Jabatan lain yang pernah dijabatnya, yakni Sekretaris Parlemen untuk Urusan Dalam Negeri dan Komunikasi  di era Kabinet Perdana Menteri Fukuda dan Aso, memegang sederet jabatan penting di Partai Demokratik Liberal (LDP), jabatan di kementrian, antara lain  sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi dan Wakil Menteri Senior Kantor Kabinet. 

Menteri Kesepian

Jabatan yang tak kalah unik, walaupun belum selevel menteri (Menteri Urusan Kesepian), pernah pula dipercaya untuk Sakamoto. Jabatan itu, tak lain sebagai Wakil Ketua Komite Urusan Diet di LDP. Artinya, semua jurusan mengurangi nafsu makan demi alasan kesehatan alias diet, menjadi urusannya. 

Baca Juga: Terpukul Atas Kematian Tokoh Intelektual, Anas: Selamat Jalan Kang Jalal

Menurut PM Suga, pembentukan pos kabinet untuk jabatan menteri 'kesepian', bertujuan untuk meringankan isolasi sosial. Dilansir Kalbarterkini.com dari Asahi Shimbun, Sabtu, 13 Februari 2021, penunjukkan Sakamoto ini, tak lain karena semakin meningkatnya kasus bunuh diri di Jepang.  Sebagian kasus tersebut akibat perasaan terisolasi karena pandemi korona.

Itu sebabnya PM Suga mengikuti kiat PM Inggris, Theresa May yang  membentuk portofolio kabinet untuk memerangi kesepian. Ketika menjabat PM Inggris pada  2016 hingga 2019, May membentuk menteri pertama di dunia yang khusus memerangi kesepian. Dalam pandangan May, kesepian merupakan masalah kesehatan paling serius yang dihadapi masyarakat Inggris.

Baca Juga: Digali, Makam Remaja Perempuan yang Dibunuh Sesama Personel Tentara Komunis

Jepang di masa lalu pernah menunjuk menteri untuk menangani masalah yang terkait dengan kesepian. Umpamanya, individu 'hikikomori', sebutan untuk seseorang yang tidak pernah meninggalkan rumah bahkan hingga bertahun-tahun yang akhirnya kerap meninggal dunia dalam kesendirian alias kesepian.

Ketika melantik Sakamoto sebagai 'menteri kesepian', PM Suga  menyuruhnya mempromosikan tindakan komprehensif yang memotong yurisdiksi kementerian terkait penanganan emergensi bagi warga kesepian. Suga merujuk peningkatan kasus bunuh diri, terutama di kalangan wanita karena krisis korona. Pun terkait  masalah kesepian lainnya akibat permintaan pemerintah kepada warga untuk menahan diri dari berbagai acara yang tidak perlu.

Baca Juga: Rakor Persiapan di Medan, Menpora Puji Kesiapan Tuan Rumah PON XXI Tahun 2024

Dalam konferensi pers usai penunjukkannya sebagai Menteri Negara Urusan Kesepian, Sakamoto menyatakan bahwa isolasi akibat pandemi merupakan contoh dari 'ikatan masyarakat secara umum yang menjadi lebih lemah'.  Sakamoto pun merujuk langkah-langkah pemerintah yang sudah diberlakukan terkait mengurangi angka bunuh diri.

Di antaranya, program perawatan warga lanjut usia yang hidup sendiri. Untuk itu, Sakamoto berjanji akan bekerja keras supaya warga yang membutuhkan bantuan pemerintah akan menerimanya sesuai dengan kebutuhan.

Baca Juga: Beberapa Wilayah Dilanda Karhutla, Satelit Pantau 49 Titik Panas Terbanyak di Kubu Raya

Pada Januari lalu, sekelompok anggota parlemen dari Partai Demokrat Liberal yang berkuasa, membentuk kelompok studi untuk menyelidiki masalah kesepian tersebut. Hal ini dinyatakan oleh anggota Majelis Rendah, Takako Suzuki, salah satu pengurus kelompok ini,  di depan Komite Anggaran DPR Jepang pada Kamis, 4 Februari 2021.

"Kami harus menemukan cara untuk mengurangi jumlah orang yang menderita kesepian, sesuatu yang sebenarnya tidak pernah mereka inginkan," katanya.  

Menurut Asahi Shimbun, bisa jadi PM Suga membentuk jabatan Kementrian Negara Urusan Kesepian  karena dia pernah merasa malu ketika menghadiri salah satu sesi yang digelar Komite Anggaran DPR Jepang, 28 Januari 2021. Ketika itu, seorang anggota parlemen oposisi bertanya kepadanya, 'menteri mana yang bertanggung jawab atas kesepian'?

Baca Juga: Tenang Divaksin Covid-19 Tahap 2, Danrem 121/ABW: Santai Disuntik Istri Sendiri

Suga pun menjawab bahwa itu tanggung jawab Norihisa Tamura, Menteri Kesejahteraan Jepang. Toh Tamura sendiri tampak kebingungan kemudian menjawab gelagapan bahwa dirinya sendiri tidak ingat diberi tugas itu.

Angka bunuh diri di negara-negara maju di masa pandemi korona terus bertambah. Saat sedih dalam kesendirian apalagi bermasalah dalam urusan asmara, maka mendengarkan lagu-lagu nelangsa bakal membuat banyak orang kian patah hati.   

 ...Lonely, I'm Mr. Lonely
I have nobody for my own
Now I am so lonely, I'm Mr. Lonely
Wish I had someone to call on the phone

Letters, never a letter
I get no letters in the mail
I've been forgotten, yes, forgotten
Oh, how I wonder, how….

 

Tembang ngetop pada 1962, Mr Lonely yang dinyanyikan oleh Bobby Vinton ini, memang membuat siapa saja yang sedih akan semakin nelangsa.***

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Sumber: Asahi Shimbun

 


 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler