HARI VALENTINE 14 Februari: Kenapa Harus Coklat? Apa Hubungan Romantis Coklat dan Valentine, Ini Sejarahnya

13 Februari 2022, 12:53 WIB
Resep Coklat untuk Hari Kasih Sayang, Ini Alasan Hari Valentine Identik dengan Coklat /Tangkapan Layar YouTube/Devina Hermawan

KALBAR TERKINI – Tanggal 14 Februari identik dengan perayaan hari Valentine atau hari kasih sayang.

Sebelum hari H yaitu 14 Februari, sejumlah toko atau autlet telah didominasi warna pink dan pernak pernik berbau Valentine, seperti hati, bunga dan yang tak pernah ketinggalan adalah coklat.

Ya, dari tahun ke tahun, coklat selalu diburu saat hari Valentine, bahkan ada yang dengan sengaja membuatnya sendiri sesuai dengan selera sang pujaan hati.

Lalu apa sebenarnya hubungan coklat dengan hari Valentine, yuks simak sejarahnya berikut ini.

Baca Juga: UPDATE LINK DOWNLOAD MINECRAFT Versi Terbaru, Gratis Untuk Android dan iOS dan Cara Mengunduhnya

Baca Juga: UPDATE LINK DOWNLOAD Game Ghost 3d APK Gratis, Game Hantu yang Sedang Viral dan Diburu

Awalnya tak ada hubungan romantis antara coklat dan hari Valentine.

Berawal dari 'xocolatl' atau air pahit menjadi minuman Mesoamerika yang terbuat dari biji kakao, cabai dan rempah-rempah.

Pada tahun 1600-an penjelajah Eropa memilih minuman tersebut dan membawanya kembali ke Spanyol, Prancis dan Inggris.

Dahulu minuman coklat hanya dinikmati oleh kaum tertentu yaitu penguasa, guna memperlihatkan wibawa mereka.

Baca Juga: APA ITU MATA MALAS? Samakah dengan Juling? Simak Gejala dan Penyebabnya, Biasanya Terjadi Pada Anak

Sebab itu, coklat lalu dikaitkan sebagai simbol maskulinitas dan kejantanan. Apalagi, coklat hanya bisa dinikmati oleh kalangan menengah ke atas.

Cokelat di Hari Valentine ternyata bermula dari Inggris ratusan tahun lalu.

Pendiri Chocolate Noise, Megan Giller mengatakan, saat itu coklat hanya bisa dinikmati oleh orang-orang kaya.

Hingga coklat dilambangkan sebagai kemewahan, untuk suguhan mahal bagi segelintir orang yang mampu membelinya.

Perubahan pun mulai terjadi, dimana pada abad ke-19, gula sudah menjadi komoditas, hingga mengubah kakao manis menjadi makanan yang dapat dicicipi oleh pekerja, termasuk perempuan.

Saat wanita menikmati coklat, persepsi produk pun beralih dari maskulin ke feminin. Manis, lembut, menciptakan kesenangan menjadi ikon coklat di saat itu.

Sewaktu ada perayaan atau event besar, coklat hadir dengan beragam bentuk kreasi, yang menarik dan mempunyai kesan romantis.

 Beragam bentuk coklat menjadi simbol romantisme pada tahun 1800-an.

Hanya butuh satu orang untuk menyatukan coklat dan Hari Valentine.

Berawal dari pembuat coklat asal Inggris Richard Cadbury, dimana pada 1861, dia mulai mengemas permen coklat ke dalam kotak berbentuk hati.

Kotak itu alu diberi sebutan kotak mewah, sehingga fungsinya bisa digunakan untuk menyimpan kenangan seperti surat cinta, hingga memberikan nilai jual pada kemasan.

Ide Cadbury pun lalu diikuti oleh para pengusaha coklat lain yang membuat berbagai macam kotak coklat, untuk memikat pelanggan.

Para pria pun mulai memilih kotak coklat untuk diberikan pada wanitanya

Kotak berbentuk hati itu kemudian dilapisi sutra, renda satin dan pita presentasi yang membuat coklat kian tak terduga.

Pada tahun 1930-an pabrik coklat Amerika turut terlibat pada merchandise dan iklan Hari Valentine.

Iklan itu menargetkan wanita sebagai penerima desain manis mereka.

Bahkan tertulis kalimat legendaris dalam iklan tersebut, 'Seorang wanita tidak pernah melupakan pria yang mengingat.’

Seiring dengan berkembangnya industri, coklat kini beralih menjadi ikon wanita dan romantisme seperti yang digadang-gadang hari Valentine sebagai hari kasih saying.***

Editor: Ponti Ana Banjaria

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler