Mau Kurus? Singkirkan Minuman Diet Soda, Terutama Wanita dan Penderita Obesitas

8 Oktober 2021, 08:12 WIB
Mau kurus? singkirkan minuman diet soda, terutama wanita dan penderita obesitas, dapat mengakibatkan peningkatan risiko diabetes tipe 2. /Twitter/

KALBAR TERKINI – Memiliki tubuh ideal merupakan idaman semua orang. Sehingga, orang dengan tubuh gemuk, biasanya berusaha semaksimal mungkin agar kehilangan berat tubuh.

Berbagai macam cara ditempuh agar lemak-lemak yang menempel bisa pergi jauh. Mulai dari olahraga, mengatur pola makan, mengkonsumsi obat pelangsing, hingga minum diet soda.

Hati-hati bila minum diet soda menjadi pilihan utama Anda untuk menjadi kurus. Tak semua jargon minuman diet tanpa kalori yang dibuat dengan sukrosa, membuat tubuh menjadi langsing.

Baca Juga: Ilmuwan Jepang Buat Beras Mengandung Vaksin Kolera

Berdasarkan penelitian JAMA network open, minuman yang dibuat dengan sukrosa ternyata bisa merangsang nafsu makan.

Katie Page, dokter khusus obesitas di University of Southern California yang melakukan penelitian, mengatakan terutama untuk beberapa orang tertentu.

“Kami menemukan bahwa wanita dan orang yang mengalami obesitas memiliki aktivitas otak yang besar,” katanya.

Baca Juga: 3 Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika 2021, Buat Model Fisika Melawan Pemanasan Global

Orang termasuk kelompok itu ternyata mengalami penurunan hormon yang menghambat nafsu makan, dan makan lebih banyak setelah mengonsumsi minuman dengan sukrosa, dibandingkan dengan setelah minum air manis biasa.

Hasil penelitian juga menemukan pria dan orang dengan berat badan yang sehat, tidak mengalami peningkatan baik dalam aktivitas otak atau respon rasa lapar, menunjukkan bahwa mereka tidak terpengaruh dengan cara yang sama.

“Paling mengejutkan adalah dampak dari berat badan dan jenis kelamin biologis, sebagai faktor yang sangat penting dalam cara otak merespon pemanis buatan,” kata Page.

Baca Juga: AirCar, Prototipe Mobil Terbang Bermesin BMW Buatan Klein Vision Lintasi Bandara Nitra ke Bratislava

Penelitian yang dilakukan Page beserta tim dilakukan dengan mengukur respon terhadap soda diet dalam tiga cara.

Tim melihat gambar otak MRI fungsional dari 74 responden penelitian, mendokumentasikan aktivitas bagian otak yang terkait dengan nafsu makan, dan keinginan untuk mengonsumsi makanan.

Sampel darah responden diambil untuk diukur gula darah, dan hormon metabolisme yang dapat mendorong rasa lapar.

Baca Juga: Elon Musk Akan Wisata Luar Angkasa, Pakai Pesawat Virgin Galactic Richard Branson

Peserta studi juga dilacak aktivitas makannya, dengan melihat berapa banyak yang mengambil makanan di meja prasmanan, yang dibuka di akhir sesi penelitian.

Hal itu dilakukan untuk menentukan apakah soda diet membantu atau menghambat upaya pelaku diet untuk menurunkan berat badan.

Berdasarkan penelitian jangka panjang, mengonsumsi soda diet ternyata terkait dengan peningkatan berat badan.

Baca Juga: WeddingMarket Ajak UMKM Aktifkan Usaha Secara Online, Bantu Calon Pengantin Rencanakan Pernikahan Dengan Mudah

“Studi ini memberikan beberapa petunjuk. Pemanis buatan bisa menjadi priming otak orang-orang dengan obesitas untuk mengonsumsi makanan berkalori tinggi,” ujar Laura Schmidt, profesor health policy di Universitas California, San Francisco.

Tubuh dikondisikan secara alami untuk menerima gula setelah memakan sesuatu yang manis. Sedangkan soda diet menyebabkan hal itu tidak terjadi.

Hal itu bisa menimbulkan respon antisipatif tubuh dan menghilangkan kemampuan untuk melakukan metabolisme gula secara efisien, dari makanan manis yang dikonsumsi berikutnya.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Singkirkan Coca-Cola Botol, Ajak Minum Air Mineral

Jika hal ini terjadi pada beberapa orang yang mengonsumsi diet soda, dapat mengakibatkan peningkatan risiko diabetes tipe 2. Karena, saat gula darah naik, tubuh harus melepaskan lebih banyak insulin untuk menyerap gula.***

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler