gerak tubuh Dela, membuat Sri tidak nyaman, terkadang, ia menggedek kepalanya, seakan tulang lehernya tidak dapat menyangga isi kepalanya.
"orang tua itu, rupanya tidak bodoh ya" kata Dela, "percuma saja, ternyata, aku tetap tidak dapat keluar dari hutan ini"
Sri hanya diam, ia, juga bingung harus melakukan apa.
"sudah dekat waktunya, sebentar lagi" kalimat terakhir Dela seperti memberi isyarat tentang sesuatu.
"masih belum ngerti. rambut yang dilepas temanmu kamu pikir apa"
"rambut Dela" kata Sri menebak.
sosok itu mengangguk, "teros" mata Sri terbelalak mendengarnya.
"kamu pikir saya sengaja menipumu kan ? masih belum mengerti juga?"
"Erna" kata Sri,
seketika itu, Dela tertawa, ia tidak pernah melihat suara tertawa semengerikan itu.