Namun, karena HYBE mengabaikan permintaan korban, tidak memberikan permintaan maaf yang tulus, dan lebih jauh lagi, ketika dokumen “Komite Penanggulangan Kekerasan Sekolah” yang menyebut Kim Garam sebagai pelaku diterbitkan dan menyebabkan kegemparan, HYBE mengulangi posisinya yang ada.
“tuduhan terhadap Kim Garam adalah niat jahat” dan bahkan mengumumkan untuk mengambil tindakan hukum, orang tua Yoo Eun Seo tidak bisa lagi menahan rasa sakit anak mereka, jadi mereka datang untuk mengungkapkan posisi korban melalui firma hukum kami.
Baca Juga: Full Cerita Sewu Dino Dari SimpleMan, Ini Link Download PDF Lengkap dan Gratis
Meskipun deskripsi rinci tentang kekerasan sekolah yang dilakukan Kim Garam kepada Yoo Eun seo dihilangkan dalam pernyataan ini untuk penyelesaian masalah dan perlindungan korban yang masih di bawah umur.
Jika HYBE terus mempertahankan posisi mereka membela Kim Garam dan mengklaim dia adalah korban, firma hukum akan mengungkapkan teks lengkap dari hasil Komite Penanggulangan Kekerasan Sekolah, termasuk garis besar kasus tersebut.
Perusahaan juga sedang mempertimbangkan untuk merilis pernyataan rinci dari korban dan pesan teks lengkap yang berisi bahasa kasar untuk memanggil korban ke lokasi pelecehan kelompok mereka.
Baca Juga: Free Download Minecraft Versi 1 18 32 Official Game Terbaru 2022, Bisa Login XBOX dan Main Server
5. Kesimpulan
Dalam kenyataan di mana korban kekerasan di sekolah bahkan tidak diperbolehkan untuk melupakan rasa sakit yang mereka derita, kita perlu memikirkan secara mendalam tentang jawaban seperti apa yang dapat diberikan masyarakat kita kepada seorang siswa muda yang berteriak, 'Saya pikir itu hanya akan berakhir jika saya mati.'
Dari sudut pandang pelaku, alasan melakukan kekerasan di sekolah mungkin karena lelucon, cara untuk 'menjalin pertemanan', atau karena korban melakukan kesalahan.