ada tanah lapang yg terbuka, seakan pohon itu dibiarkan menyendiri, begitu kelam, begitu menenggelamkan.
anehnya, Sri justru mendekatinya, seakan hatinya menuntun memanggil namanya.
ia harus melakukanya. meski cahaya matahari sudah terang benderang, namun di bawah pohon ini.
seakan cahaya itu tidak bisa menyentuhnya, kehitaman dari rimbunya dedaunan pohon beringin ini, menciutkan nyali sesiapapun yg ada di sekelilingnya.
Sri menelusuri pohon besar itu, sampai ia menemukanya.Sri menemukan sebuah kuburan, dengan batu nisan bertuliskan sebuah nama yg familiar,
"Dela Atmojo"
butuh waktu, untuk memproses informasi itu, namun, Sri mencoba menolak pikiran itu, "Dela sudah meninggal kah" batin Sri terguncang.*** (bersambung....)