CERITA UTUH SEWU DINO Simple Man Bagian 5, Sri Akhirnya Melihat yang Terjadi pada Dela, Ada Ribuan Mahluk....

- 20 Mei 2022, 10:41 WIB
Cerita Sewu Dino/twitter @SimpleM81378523
Cerita Sewu Dino/twitter @SimpleM81378523 /

KALBAR TERKINI - Kaget, Sri beringsut mundur, namun Dela mencekik leher Sri kuat-kuat, ia mengangah, menunjukkan gigi hitamnya yg membusuk.

terjadi pergulatan hebat antara Sri dan Dela, Sri hanya berusaha melepaskan cekikan Dela yg kuat sekali, membuatnya hampir meregang nyawa.

"siapa kamu nak?" tanya Dela, suaranya berat, nyaris menyerupai suara seorang wanita tua.

"dimana ini nak"

Baca Juga: CERITA UTUH SEWU DINO Milik @SimpleMan Bagian 5, Ditinggal Mbah Tamin Pergi, Sri Lakukan Kesalahan Vatal

Sri masih mencoba melepaskan cengkraman kuat itu, namun Dela, terus menyeringai, air liurnya menetes, matanya putih, ia tersenyum "jawab kalau di tanya!!"

"siapa anda" tanya Sri terbata-bata, nafasnya mulai sesak,

Dela tertawa semakin keras, membuat Sri menangis ketakutan, sebelum, Erna masuk ke kamar karena keributan itu, ia bingung, melihat Dela terbangun "ada apa ini sri, kenapa Dela, kenapa Dela"

bingung, Dela menyeringai melihat Erna sebelum akhirnya melepaskan cekikan itu.

Baca Juga: CERITA UTUH SEWU DINO Milik @SimpleMan Bagian 4, Sri Diminta Mbah Tamim Memandikan Tubuh Dela, Ia Kaget.......

ia melompat ke atas ranjang, merangkak kemudian seakan tertawa kegirangan, Dela berteriak, "ternyata anak kelahiran kliwon semua"

Dela masih tertawa, Sri beringsut mundur, sementara Erna masih bingung dan shock, melihat wajah Dela yg semengerikan itu,

Dela terus melihat Sri dan Erna bergantian. "percuma, seribu harinya--anak ini akan segera habis"

"kalian hanya jadi tumbal untuk anak ini" Dela tertawa terus menerus, sebelum Sri melompat dan mencengkram Dela.

Baca Juga: CERITA UTUH SEWU DINO Milik @SimpleMan Bagian 3, di Gubuk Tua Itu, Gadis itu Terbaring Dengan Luka Penuh Nanah

ia mengguyur Dela dengan air kembang itu, Dela berteriak kesakitan,"kamu ngapain!!

ambilkan tali hitam itu" teriak Sri pada Erna, Erna yg sempat kebingungan, bergegas mengambil tali itu, Sri mengikatnya tepat di lehernya.

"ada apa ini Sri" Erna ikut menahan tubuh Dela yg merontasebelum akhirnya Dela menjadi tenang, dan ia kemudian tertidur kembali.

Sri baru mengikat tali itu dengan benar, ia mengangkat Dela kembali ke ranjangnya, menutupnya dengan keranda bambu kuning.

Baca Juga: CERITA UTUH SEWU DINO Milik @SimpleMan Bagian 3, di Gubuk Tua Itu, Gadis itu Terbaring Dengan Luka Penuh Nanah

wajah Erna dan Sri masih tidak percaya atas apa yg baru saja terjadi.Erna mulai menangis. "aku ingin pulang"

Sri tidak berkomentar, ia sadar, bahwa sekarang, ia juga ingin pulang,
hanya saja bila bukan karena sudah terikat dan pasti ada resiko yg sudah menunggu bila mereka pulang, lantas, apa yg di sembunyikan oleh si mbah.

Sri menceritakan semuanya kepada Erna, ia lalai dalam menjalankan tugasnya,
karena panik, ia membasuh Dela tanpa mengikat tali di kaki dan tanganya terlebih dulu.

Baca Juga: CERITA UTUH SEWU DINO Milik @SimpleMan Bagian 2, Pertemuan Aneh Keluarga Mbah Karsa dan Tempat Kerja di Hutan

namun gara-gara itu, Sri menyadari, Santet macam apa, yg memasukkan iblis sekuat itu hanya untuk menghabisi nyawa.

Sri jadi ingat cerita bapak, Santet bukan hal baru disini, namun, untuk melaksanakan santet dibutuhkan kebencian yg melebihi akal.

bila benar itu, kebencian macam apa yg bisa dan setega ini dilakukan oleh orang, hanya untuk mengambil nyawa dari anak yg tidak tahu apa-apa.

Baca Juga: CERITA UTUH SEWU DINO Milik @SimpleMan Bagian 1, Larangan Ayah Sri dan Pertanyaan Aneh Agen Pencari Kerja

namun di balik semua itu, santet ini adalah kali pertama Sri lihat.

seperti ada teka-teki, seakan ada yg di tutupi, pasti ada jawabanya, pasti ada jalan keluarnya.

namun apa, Sri tidak tahu apapun dari keluarga ini, dan kenapa anak ini sebegitu berharganya,

sampai, Sri teringat, "seribu harinya" kata Sri lirih, ia melirik menatap Erna,

"Er jangn bilang kamu lahir di hari jumat kliwon"

Erna yg mendengarnya, kaget "kamu juga"

Sri merasa ngeri, sekarang ia tahu sesuatu,namun, ada satu lagi yg harus ia cari kebenaranya, bila benar, pertanyaanya lengkap, begitupun jawabanya.
tidak hanya Dela yg hidup di ujung maut, tapi, mereka bertiga semua, terjerat dalam satu garis weton yg sama.

sejahat itu keluarga ini, untuk harga nyawa mereka semua lalu, terdengar suara orang mengetuk pintu.

Erna pun sama, ia langsung berdiri "Mbah tamin pulang Sri, ayo kita tanya orang tua anj*ng itu.

dia harus menjelaskan semuanya, ada apa sama anak gila ini"

Erna pergi,Sri baru ingat pesan mbah Tamin, ia langsung bergegas bersiap menghentikan Erna.

Sri lari mengejar Erna, untungnya, ia masih sempat mencengkram lengan Erna, mereka terdiam di depan pintu rumah.

suara ketukan itu, terdengar lagi, setiap ketukanya, terdiri dari 3 ketukan,semakin lama.

ketukanya semakin cepat, semakin cepat, semakin cepat.

sampai, tidak ada ketukan lagi.

Erna dan Sri saling berpandangan, bingung, keheningan menenggelamkan mereka di dalam rumah itu, sebelum,

sesuatu, menggebrak pintu dengan keras, hingga membuat mereka tersentakmereka hanya diam.

berusaha tidak bersuara, lalu, dari belakang, seseorang melangkah masuk.

Dini, melihat 2 temanya, terlihat kacau balau, ia bingung, kemudian berujar.

"kalian gak denger mbah tamin manggil, buka pintunya"

"jangan ngawur kamu" celoteh Erna, namun Dini memaksa.

bahkan Sri yg memegang tanganya, Dini pelototi, sampe akhirnya mereka mengalah,

Dini membuka pintu, disana, mbah Tamin berdiri, ia hanya diam, menatap mereka semua, sebelum melangkah masuk ke rumah anehnya.

malam itu, wajah mbah Tamin tampak merah padam, ia tidak berbicara kepada mereka.

tidak membahas kenapa pintunya tidak langsung di buka padahal ia sudah memanggil-manggil dari tadi.

namun, Sri, merasa, mbah Tamin tahu, bahwa ia, baru saja lalai terhadap Dela, Sri dan yg lain.

mengikuti mbah Tamin, beliu, masuk ke dalam kamar Dela, lalu perlahan, ia membuka keranda bambu kuning.

ia membukanya, kali ini, tanpa mengikat Dela terlebih dahulu, seakan ingin mengulang kesalahan Sri.

hanya Sri dan Erna, yg memandang hal itu dengan ngeri.Sri mendekat perlahan, seakan ingin melihat lebih dekat apa yg orang tua itu lakukan.
lalu, tiba-tiba, mata Dela terbuka, ia melihat mbah Tamin, menatapnya cukup lama, sebelum menangis meraung layaknya gadis kecil.

"sakit ki, sakit sekali"

Dela hanya menangis.mbah Tamin hanya bisa membelai rambut Dela, berusaha menenangkanya.

pemandangan itu seperti melihat seorang ayah dan anak yg saling mengasihi, namun.

Sri masih belum mengerti, kenapa, seakan Dela yang ini berbeda dengan Dela yg Sri dan Erna temui tadi.

apa yg terjadi sebenarnya? "sabar ya nak, sebentar lagi adalah puncak rasa sakitmu" ucap mbah Tamin, ia masih mengelus rambut Dela.

lalu, Dela melirik, Sri dan yg lain yg hanya diam mematung, tatapanya, seakan mengucapkan.

"terimakasih sudah mau merawat saya"mbah Tamin lalu mengikat tangan dan tali Dela.

tergambar wajah sedih disana, ia masuk ke dapur, mengambil sebuah kain putih besar, saat mbah Tamin kembali ke kamar Dela.

Dela menangis semakin keras, ia berulang kali mengatakan.

"jangan ki,--jangan kembalikan saya kesana"

namun, mbah Tamin tetap meletakkan kain putih itu, menutupi sekujur tubuh Dela yg meronta-ronta.

terakhir, mbah Tamin membakar kemenyan, sebelum memegang, kepala Dela, dan terdengar, suara raungan yg mengguncangkan seisi rumah itu.

Sri dan Erna sampai beringsut mundur, sosok didalam kain itu terus meraung layaknya iblis yg Sri saksikan tadi.

kali ini, Dini tampak terguncang, bingung, ada apa sebenarnya disini.

terdengar suara marah dari dalam kain. ia adalah wujud tadi yg Sri saksikan, "manusia berengsek"

mbah Tamin terus menekan kepalanya, membuat suara itu semakin menjerit marah.

setelah kurang lebih 5 menit mbah Tamin melakukan itu, perlahan, sosok itu mulai tertidur, dan mbah Tamin membuka kain itu, ia melihat Dela memejamkan matanya.

"kalian ikut saya" kata mbah Tamin memanggil mereka, sementara Dini, tetap di kamar, hanya dia yg belum mengerti apa yg terjadi disini.

mbah Tamin duduk di teras rumah, kegelapan hutan, benar-benar mencekam kala itu.

Sri dan Erna berdiri, menunggu, sebelummbah Tamin menunjuk sesuatu di antara pepohonan, "kalian bisa melihatnya"

"apa ya mbah" kata Sri, bingung.

"kesini"

mbah Tamin, menempelkan jemarinya, menekan mata Sri, sengatan ketika mbah Tamin menekan mata Sri.

membuat-pengelihatanya memudar perlahan, setelan mencoba memfokuskan matanya, Sri melihat lagi apa yg di tunjuk mbah Tamin.

bagai petir di siang bolong, Sri melihat, banyak sekali makhluk yg tidak bisa dia gambarkan kengerianya.

mungkin ada ratusan, atau ribuan, seakan mengepung rumah.

butuh waktu lama, sampai Sri akhirnya tidak sanggup lagi melihatnya.
sehingga mbah Tamin menutup kembali pengelihatan itu, mencabut sesuatu dari ubun-ubun Sri,

dengan mata menerawang, ia mengatakan kepada Sri.

"raga yang di buat mati adalah sebuah undangan bagi makhluk seperti mereka" kata mbah Tamin,

"kamu lupa dengan perintahku, itu sangat berbahaya, bisa membunuh Dela, jangan ulangi ya" Erna yg sedari diam saja,a ikut berbicara.

"Mbah tolong kasih tahu, apa yg terjadi sama Dela, kok bisa bisanya, dia mau bunuh saya dan Sri"

mbah Tamin duduk lagi, lalu mengatakan "berarti kamu sudah lihat"

"itu adalah Cayajati, yang ingin membunuh Dela, tapi tidak bisa karena ia butuh Singgarahane.

seperti sepasang suami isteri, santet seribu hari, hanya di miliki oleh orang yang siap menanggung dosa, dan siap mati bersama".***

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Twitter @SimpleM81378523


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah