"Cah lanang sing ngganteng iku ae wes kenal loh kale Badarawuhi (anak ganteng itu saja sudah kenal sama dia)."
"Nur," ucap Widya sembari tidak bisa menahan takutnya lagi, suasana di ruangan itu benar-benar baru kali ini bisa membuat Widya setakut ini.
"Iling Nur, iling (sadar Nur, sadar)!"
Nur tertawa semakin kencang, tertawanya benar-benar menyerupai tertawa yang membuat Widya diam dan takut.
"Awakmu gak ngerti, sopo aku (kamu gak ngerti siapa aku)?"
"Mbok pikir, nek gak onok aku, cah ndablek model koncomu sing gowo bolo alus nang kene isok nyilokoi putu'ku, aku, sing jogo Nur sampe sak iki, ra tak umbar, bolo alus nyedeki putuku, ngerti.
(kamu pikir, kalau tidak ada aku, anak nakal seperti temanmu yang sudah membawa penunggu di sini bisa mencelakai cucuku, aku yang selama ini sudah menjaganya, tidak akan kubiarkan mereka mendekati cucuku, mengerti)
"Nyilokoi nopo to mbah (mencelakai bagaimana)?"