Tokyo Shoko Research, sebuah perusahaan riset kredit swasta, melakukan studi pada Agustus 2022 ke perusahaan-perusahaan Jepang.
Bisnis-bisnis ini mengalami keterlambatan penerimaan bahan baku dan suku cadang akibat pandemi COVID-19.
Sebanyak 4.352 perusahaan menyatakan bahwa mereka memiliki masalah seperti itu ketika ditanya bagaimana mereka mengatasinya.
Hanya 135 perusahaan, atau 3,1 persen dari total, yang mengklaim memindahkan produksi kembali ke Jepang.
Jumlah itu jauh lebih kecil dari 2.032 perusahaan, atau 46,6 persen, yang menyatakan telah 'membubarkan jumlah pemasok'.
Hasegawa menjelaskan, perusahaan yang memindahkan produksi kembali ke Jepang akan membutuhkan investasi pabrik dan personel tambahan.
"Tetapi, konfrontasi intensif antara Amerika Serikat dan China hanya menciptakan risiko penundaan produksi dan perdagangan, dan para manajer akan menghadapi keputusan sulit di masa depan," katanya.***
Sumber: The Asahi Shimbun