KALBAR TERKINI – Dikabarkan usai Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022, Kripto menyumbangkan asetnya mencapai USD 18,9 Juta kepada pemerintah Ukraina dan Organisasi non-pemerintah (LSM).
Kemarin data yang dikumpulkan “firma riset Elliptic” menunjukkan bahwa mayoritas donasi (56,4%) dalam bitcoin (BTC), dengan ethereum (ETH) menyumbang 31,8% lainnya.
Stablecoin, yang dipatok ke mata uang fiat, merupakan 10,9% dari donasi, dan kurang dari 1% ada di aset kripto lainnya.
Seperti yang diketahui sebelumnya bank dan platform penggalangan dana berbasis fiat mulai menerapkan tindakan pembatasan diakibatkan perang berkecambuk ini, sehingga dengan adanya Cryptoassetssalah satu menjadi metode yang berguna untuk mengumpulkan uang bagi organisasi di Ukraina.
Baca Juga: UPDATE BERITA Invansi Rusia ke Ukraina: Cryptoverse Mengutuk Tindakan Pemicu Konflik Dunia
Baca Juga: Korea Utara Meretas Pertukaran Kripto untuk Mendanai Program Senjata Nuklir dan Balistik
Pembatasan itu terjadi di mulai sejak invasi dilakukan hingga pernyataan resmi diedarkan, tepat pada 25 Februari 2022, dimana salah satu platform keanggotaan Amerika Patreon melarang 'Come Back Alive', sebuah organisasi nirlaba yang mengumpulkan uang untuk mendukung militer Ukraina.
Berkat Kripto disumbangkan sebelumnya, LSM berhasil melanjutkan operasi pendanaannya. Didirikan pada tahun 2014, 'Come Back Alive' menyediakan berbagai peralatan militer, layanan pelatihan, dan pasokan medis untuk militer Ukraina.
Mereka bahkan mendanai pengembangan sistem pengintaian dan penargetan berbasis drone untuk unit artileri Ukraina.
Baca Juga: Kripto Menuju Pemulihan: Harga Bitcoin dan Ethereum Dadakan Meninggi