Sementara dikutip dari Anadolu Agency, Selasa, 5 Januari 2021, utang minyak Korsel ke Iran berjumlah lebih dari sembilan dolar AS. Uang ini diblokir Korsel di bawah sanksi AS atas program nuklir Teheran.
Baca Juga: Vonis Pembunuhan Floyd, Facebook Lakukan Langkah Darurat
Sekitar tiga triliun won atau setara dengan 2,7 miliar dolar AS, yang disimpan oleh Bank Mellat Iran Cabang Seoul, telah dipegang oleh Bank of Korea, sementara sekitar tujuh miliar dolar AS uang minyak Iran telah dibekukan oleh Bank Industri Korea dan Bank Woori, dilansir dari kantor berita Korsel, Yonhap.
Ketegangan antara Teheran dan Seoul, masih menurut Anadolu Agency, telah meningkat setelah Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran menyita sebuah kapal tanker minyak berbendera Korsel di Teluk Persia pada Senin, 4 Januari 2021, karena dugaan pelanggaran hukum lingkungan maritim.
Kapal yang membawa 7.200 ton etanol sedang menuju ke Korsel dari Pelabuhan Al-Jubail , Arab Saudi, ketika dicegat oleh pasukan Iran. Menyusul langkah tersebut, sebuah unit anti-pembajakan Korsel telah memulai operasi di dekat Selat Hormuz.
“Unit Cheonghae tiba di perairan dekat Selat Hormuz pada hari sebelumnya. Itu menjalankan misi untuk memastikan keselamatan warga negara kita, ”kata juru bicara Pemerintah Korsel, Boo Seung-chan pada jumpa pers.
Menteri Luar Negeri Korsel Kang Kyung-wha menyatakan, Seoul sedang melakukan upaya diplomatik untuk menyelesaikan masalah tersebut dan mengamankan pembebasan kapal dan awaknya.
Baca Juga: Waspadai Keterjangkitan Virus Corona Jenis Baru, Penularan Covid-19 di Kalbar Bertambah 77 Kasus
Keharmonisan AS-Iran
Hubungan Korsel-AS dimulai pada 1950, ketika AS membantu mendirikan negara modern Koresel, juga dikenal sebagai Republik Korea, dan bertempur di pihak yang disponsori PBB dalam Perang Korea (1950–1953).