Mengenal Refilwe Ledwaba, Pemilik Yayasan yang Melatih Ratusan Wanita di Empat Negara

- 9 Maret 2021, 06:51 WIB
Refilwe Ledwaba
Refilwe Ledwaba /Istimewa/Reuters

Baca Juga: Kimia Alizadeth, Peraih Mendali Olimpiade Asal Iran ini Kini Memilih Bermain untuk Jerman

Terlebih menurutnya, tumbuh di lingkungan apartheid seperti Afrika Selatan dengan enam saudara kandung dan satu ibu yang bekerja, Ledwaba sangat dekat dengan komunitas lokalnya tetapi tidak memiliki ilusi tentang dunia luar.

Ia memulai debutnya sebagai pilot ketika terpilih bekerja di sebuah perusahaan penerbangan. Saat berlatih sebagai awak kabin untuk membantu melunasi pinjaman sekolahnya, dia merasa lebih betah di kokpit. 

Rekan kulit putihnya mendorongnya untuk menjadi pilot, beruntung baginya karena mengenal seorang pilot yang menawarkan untuk melatihnya secara gratis jika ia bisa menutupi biaya bahan bakar.

Baca Juga: Ini Rahasia Tjhai Chui Mie Jadikan Singkawang Kota Tertoleran di Indonesia

Pada tahun 2005, dia mendapat kesempatan untuk belajar menerbangkan helikopter di sebuah sekolah negeri di luar Durban. Dia berusaha melawan rasa gugup dan akhirnya perlahan mampu menguasai kontrol pesawat.

Dorongan demi dorongan untuk sukses datang, kembali temannya yang kulit putih yang mendorongnya untuk tidak menyerah, katanya. Saat dia terbang sendirian, dia sadar bahwa dia telah menghancurkan batasan ras dan gender dalam satu gerakan.

"(Terbang) sendirian adalah salah satu momen terbaik dalam hidup Anda," katanya kepada Reuters.

Beberapa bulan kemudian dia menjadi pilot helikopter hitam wanita pertama yang bergabung dengan Layanan Polisi Afrika Selatan.

Sekarang sebagai instruktur penerbangan bersertifikat, dia telah menjalankan yayasannya, Girls Fly Program in Africa (GFPA), selama lebih dari satu dekade, melatih ratusan wanita muda di bidang kedirgantaraan dan penerbangan. 

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah