"Begini, aku adalah seorang dzuriat keturunan Rasulullah. Aku dan keluargaku hidup dalam serba kekurangan. Kami kelaparan.
Begitu mendengar ada sayembara yang menjanjikan hadiah besar dari sang Raja, aku nekat mengikutinya, sebab keluargaku tertimpa musibah.
Aku memohon, agar engkau bersedia mengalah untukku kali ini saja!"
Mendengar penuturan tulus itu, Abu Qasim terenyuh.
Kecintaannya yang besar terhadap Rasulullah SAW mengalahkan rasa ego dan reputasi kariernya yang bersinar cemerlang.
"Baiklah, aku akan mengalah, demi cintaku pada datukmu!" sahut Abu Qasim.
Pertandingan dimulai, baru di ronde pertama, Abu Qasim pegulat tangguh itu bertekuk lutut menyerah kalah.
Semua penonton keheranan. Bagaimana sang pegulat tangguh kalah bertarung dengan lelaki tua yang tampak tak berdaya?