Turki Pamerkan Kembali Jubah Nabi Muhammad: Selalu Menguras Airmata Pengunjung

- 12 Juli 2022, 20:38 WIB
Pemandangan Jubah Nabi Muhammad di Masjid, Istanbul, Turki, 22 April 2022.
Pemandangan Jubah Nabi Muhammad di Masjid, Istanbul, Turki, 22 April 2022. /AA PHOTO via Daily Sabah

Jubah Nabi Muhammad kemudian menjadi identuik sebagai milik Kekaisaran Ottoman, dan dipamerkan setiap kali Sultan atau Wazir Agung muncul di hadapan tentara lapangan.

Misalnya, selama insiden pada 1826, dan awal masuknya Turki ke dalam Perang Dunia I.

Tavernier melaporkan bahwa tombak disimpan di luar kamar tidur Sultan pada abad ke-17.

Pada 1845 White melihatnya, kemudian keberadaannya tidak diketahui sejak 1920.


Jubah Suci, Hırka-i erif atau Burda adalah pakaian yang diberikan sebagai hadiah oleh Nabi Muhammad kepada Ka'b ibn Zuhayr, yang anak-anaknya kemudian menjualnya kepada Muawiyah I, pendiri Dinasti Umayyah.

Setelah jatuhnya Bani Umayyah, jubah itu berpindah ke Baghdad di bawah Abbasiyah, kemudian ke Kairo di bawah Mamluk, dan akhirnya dipindahkan oleh Selim I ke Istana Topkapi pada 1595.

Puisi Mantel disusun oleh Imam al-Busiri untuk memuji Nabi Muhammad dan jubahnya.

Tavernier menggambarkannya sebagai mantel putih yang terbuat dari bulu kambing dengan lengan besar, atau kain krem dengan garis wol hitam.

Jubah ini di era Ottoman rutin dicuci di dalam sebuah kuali emas besar. Bejana ini diisi dengan air setinggi enam jari kemudian jubah Nabi Muhmmad dmasukkan.

Setelah direndam sebentar, jubah dikeluarkan kemudian diperas dengan keras untuk mengeluarkan air.

Halaman:

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah