Turki Pamerkan Kembali Jubah Nabi Muhammad: Selalu Menguras Airmata Pengunjung

- 12 Juli 2022, 20:38 WIB
Pemandangan Jubah Nabi Muhammad di Masjid, Istanbul, Turki, 22 April 2022.
Pemandangan Jubah Nabi Muhammad di Masjid, Istanbul, Turki, 22 April 2022. /AA PHOTO via Daily Sabah

Dua abad kemudian, Charles White menulis tentang mantel, panji, janggut, gigi, dan jejak kaki Nabi Muhammad, yang terakhir dilihatnya secara pribadi.

 

Panji ini juga menjadi standar suci dalam pertempuran Nabi Muhammad, yang dikenal dalam bahasa Turki sebagai Sancak-ı erif (Standar Suci), dan diyakini menjadi tirai di pintu masuk tenda istrinya, Aisha.

Menurut tradisi lain, panji itu telah menjadi bagian dari sorban Buraydah ibn al-Khasib, seorang musuh yang diperintahkan untuk menyerang Nabi Muhammad.

Tetapi, al-Khasih malah membungkuk kepada Nabi Muhammad, membuka sorbannya, dan meletakkan tombaknya, yang mendedikasikan dirinya untuk menjadi pelayan Nabi Muhammad.

Selim I (memerintah 1512-1520) memperoleh jubah Nabi Muhammad setelah penaklukan Kekaisaran Ottoman di Mesir, dan membawanya ke Masjid Agung Damaskus yang kemudian selalu dibawanya selama ziarah haji tahunan ke Mekah.

Menyadari kemungkinan politiknya, Murad III (memerintah Ottoman pada 1574-1595) mengirim jubah itu ke Hongaria sebagai pembakar semangat juang pasukannya.

Pada 1595, Mehmed III (memerintah ottoman pada 1595–1603) membawan jubah itu ke Istana Topkap, di mana jubah ini kemudian dijahit menjadi standar lain.

Jubah ini terbungkus dalam kotak kayu mawar, bertatahkan permata termasuk kulit penyu dan ibu mutiara.

Kunci kotak jubah itu secara tradisional dipegang oleh Kizlar Agha.

Halaman:

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah