- Membandingkan anak dengan orang lain
Syekh Ali Jaber menjabarkan orang tua sebagai orang dewasa kalau ada yang membandingkan dengan orang lain pasti orang tua tersinggung. Begitupun dengan anak.
- Cinta dengan syarat
Syekh Ali Jaber menjabarkan contoh sebagai berikut:
“Aku cinta kamu, tapi syaratnya begini. Jadi, seolah-olah dia tunjukkan pada anak kita kalau cintanya enggak ikhlas. Contoh, aku cinta kalau kamu ngaji, dan lain-lain.
Kalau mau cinta ya cinta, cinta yang normal, enggak usah pakai syarat-syaratan. Kalau kita tidak menunjukkan rasa cinta kepada orang lain, maka ia akan berlari ke orang lain.”
- Menyampaikan informasi yang salah
Menyampaikan informasi yang salah juga termasuk dosa orang tua terhadap anak.
Anak itu adalah peniru ulung dan seperti sponge. Orang tua mesti memilah informasi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis anak.
Contohnya yaitu informasi bahwa laki-laki tidak boleh menangis atau saat anak menangis, orang tua seketika menyentak dengan ucapan ‘jangan cengeng!’
“Laki-laki tidak boleh nangis, siapa yang bilang? Bapak-bapak nangis kan? Berarti boleh laki-laki nangis. Biarin dia nangis.
Itu mengakibatkan sakit jiwa karena setiap mau nangis ia tahan. Itu akibat informasi (pengetahuan) yang salah.
Akhirnya ia tahan-tahan, jadi beban, lama-lama sakit jiwa. Jangan dianggap sepele,” ujar Syekh Ali Jaber pada ceramahnya.***