Yuk, Shalat Gerhana hari ini dan Simak Tata cara Gerakannya Sesuai Sunnah

8 November 2022, 07:20 WIB
Shalat Gerhana dan tata cara gerakan yang benart /Tangkapan IG Kemenag RI/

KALBAR TERKINI - Hari ini Gerhana Bulan atau khusuful qamar diprediksi akan kembali terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Bagaimana seharusnya yang dilakukan Umat Islam jika terjadinya fenomena alam Gerhana Bulan.

Baca Juga: 6 MITOS GERHANA BULAN Bagi Ibu Hamil! Ini Penjelasan Rinci Buya Yahya: Perbanyak Sholat, Caranya Gampang....

Yuk simak tata cara gerakan shalat gerhana yang sesuai sunnah islam dikutip dari laman kemenag.go.id.

Ketika jamaah sudah berkumpul dan gerhana mulai terjadi maka Bilal menyerukan shalat dengan membaca seruan :

الصلاة جامعة ..

Dilanjutkan dengan pelaksanaan Shalat Gerhana sesuai tatacaranya sebagai berikut :

1. Niat. Cukup menyengaja dalam hati.
Berikut bacaan niat shalat gerhana bulan:

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا/مَأمُومًا لله تَعَالَى

Ushallî sunnatal khusûf rak'ataini imâman/makmûman lillâhi ta'âlâ.

Artinya:
"Saya salat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT."

2. Takbiratul ihra, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
3. Membaca doa iftitah. Doa iftitah yang dibaca bebas, bisa memilih yang pendek, pertengahan maupun yang panjang asalkan didasarkan pada riwayat yang shahih. Doa iftitah dibaca pelan.
4. Membaca Ta’awudz. Ta’awudz juga dibaca dengan pelan.
5. Membaca surat Al-Fatihah. Surat Al-Fatihah dibaca dengan keras (jahar).
Membaca surat. Jika mampu membaca surat Al-Baqoroh atau surat lain yang panjangnya kira-kira sama. Jika tidak mampu surat Al-Baqoroh, maka bebas memilih surat yang lain, baik yang panjang maupun yang pendek.
Sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: “Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana.”(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901).

Baca Juga: INI Waktu dan Keutamaan dalam Melaksanakan Shalat Dhuha, Jangan Lakukan Pada Jam Segini

6. Ruku’. Ruku’ dilakukan dengan lama, kira-kira selama orang membaca 100 ayat. Bacaan Tasbih saat Rukuk bebas asalkan didasarkan pada riwayat yang shahih.
7. I’tidal, sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”.
8. Setelah i'tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkann dengan
membaca Al-Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
Inilah yang membedakan dengan Shalat - Shalat biasa. Jika pada Shalat biasa setelah I’tidal langsung Sujud, maka pada Shalat Gerhana setelah I’tidal berdiri lagi untuk membaca.
Membaca surat. Jika mampu membaca surat Ali Imran atau surat lain yang panjangnya kira-kira sama. Jika tidak mampu surat Ali Imran, maka bebas memilih surat yang lain baik yang panjang maupun yang pendek.
9. Kemudian ruku’ kembali. Ruku’ dilakukan dengan lama, tetapi lebih pendek sedikit daripada Rukuk yang pertama. Bacaan Tasbih saat Rukuk bebas asalkan didasarkan pada riwayat yang shahih.
10. I’tidal. Pada saat ini, bacaan Tasmi’.

Baca Juga: KAPAN Sebaiknya Melakukan Shalat Tahajud? Berikut Waktu, Niat dan Tata Cara Shalat Malam Tahajud

11. Sujud. Setelah I’tidal dan membaca Tasmi’ , Sujud langsung dilakukan. Sujud juga diusahakan lama. Sujud dilakukan dua kali yang disela-selai duduk diantara dua Sujud sebagaimana Shalat biasa
12. Berdiri dari Sujud untuk melakukan Rokaat yang kedua. Pada rakaat yang kedua ini yang dilakukan sama persis dengan rakaat yang pertama, hanya saja durasi waktunya lebih pendek. Al-Fatihah dan surat dibaca, lalu rukuk, lalu I’tidal lalu membaca lagi Al-Fatihah dan surat lalu rukuk lalu I’tidal. Sebagaimana dalam rakaat pertama dilakukan dua kali berdiri dan dua kali rukuk, maka pada rkaat yang kedua ini juga dilakukan dua kali berdiri dan dua kali rukuk.
13. Sujud. Setelah I’tidal, maka gerakan dilanjutkan dengan sujud dua kali yang disela-selai duduk diantara dua sujud. Sujud pada rakaat yang kedua ini juga lama, tetapi lebih pendek daripada sujud pada rakaat pertama.
Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jamaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, bersedekah.

Baca Juga: Saudi Renovasi Masjid Al Bay'ah, Situs Nabi Muhammad 'Bai'ah' Umat Islam Pertama

Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin menjelaskan bahwa berdasarkan data astronomis, Gerhana Bulan Total (GBT) akan terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

“Masyarakat Papua dan Papua Barat dapat melihat Gerhana Bulan Total pada kontak Umbra 1 (U1) pukul 18:08 WIT,” jelasnya.

Gerhana Bulan Total di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu dapat dilihat pada kontak Umbra 3 (U3) pukul 18:42 WIB. Sementara masyarakat di Riau, Jambi, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat, dapat melihat GBT pada waktu puncak gerhana, yakni 17:59 WIB.

Untuk wilayah Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, GBT dapat dilihat pada kontak Umbra 2 (U2) pukul 17:16 WIB/18:16 WITA/19:16 WIT.

Pelaksanaan shalat gerhana disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerahnya masing-masing.***

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Kemenag

Tags

Terkini

Terpopuler