Kisah Pegulat Hebat Abu Qasim yang Menjadi Wali Allah Karena Rasa Cinta Kepada Keturunan Rasulullah SAW

3 Agustus 2022, 16:01 WIB
Abu Qasim Pegulat Hebat/ Foto: Laman Facebook LDNU Kotamobagu /

KALBAR TERKINI - Pada zaman dahulu, di Irak, ada seorang pegulat terkenal dan tangguh yang tak terkalahkan. Namanya Abu Qasim.

Tak seorang pun mudah mengalahkan Abu Qasim, sehingga sulit mencari lawan tandingnya.

Suatu hari, sang Raja mengadakan sayembara adu gulat dengan hadiah besar melawan pegulat tangguh, Abu Qasim.

Seorang lelaki tua, mendaftarkan dirinya sebagai lawan gulat menantang Abu Qasim.

Baca Juga: Kisah Bisyir bin Harits, Wali Allah yang Suka Mabuk dan Hidup Dengan Cara Aneh

Pada hari H pertandingan, Abu Qasim dengan gagahnya dielukan-elukan pendukungnya.

Abu Qasim maju ke arena pertandingan. Tak dinyana, sebelum pertandingan, lawan tarungnya berkata:

"Wahai Abu Qasim, aku tahu engkau seorang pegulat tangguh yang tak sembarang orang mudah mengalahkanmu. Tapi kali ini mengalahlah demi keadaanku!"

"Apa maksudmu?,” tanya Abu Qasim keheranan.

"Begini, aku adalah seorang dzuriat keturunan Rasulullah. Aku dan keluargaku hidup dalam serba kekurangan. Kami kelaparan.

Baca Juga: Empat Golongan Manusia Terkait Ilmu Sesuai Anjuran Rasulullah SAW: Jangan Menjadi Orang Kelima Karena Celaka

Begitu mendengar ada sayembara yang menjanjikan hadiah besar dari sang Raja, aku nekat mengikutinya, sebab keluargaku tertimpa musibah.

Aku memohon, agar engkau bersedia mengalah untukku kali ini saja!"

Mendengar penuturan tulus itu, Abu Qasim terenyuh.

Kecintaannya yang besar terhadap Rasulullah SAW mengalahkan rasa ego dan reputasi kariernya yang bersinar cemerlang.

Baca Juga: Kisah Buraq yang Menangis Selama 40 Tahun karena Merindukan Menjadi Tunggangan Nabi Muhammad SAW Isra Miraj

"Baiklah, aku akan mengalah, demi cintaku pada datukmu!" sahut Abu Qasim.

Pertandingan dimulai, baru di ronde pertama, Abu Qasim pegulat tangguh itu bertekuk lutut menyerah kalah.

Semua penonton keheranan. Bagaimana sang pegulat tangguh kalah bertarung dengan lelaki tua yang tampak tak berdaya?

Akhirnya, hadiah itu diserahkan pada seorang sayyid yang tua itu demi membantu keluarganya yang sedang tertimpa musibah.

Hingga sang Raja pun sontak merasa tak percaya apa yang dilihatnya.

Sang Raja memanggil Abu Qasim dan menanyakan perihal kekalahannya.

Abu Qasim menjawab, "Aku memang sengaja mengalah demi cintaku terhadap datuknya!"

Pada malam harinya, Abu Qasim bermimpi bertemu dengan Rasulullah. Dalam mimpinya, Rasulullah mendekap dan mencium Abu Qasim seraya berkata:

"Abu Qasim, lantaran engkau telah menolong cucuku, aku mencintaimu dan Allah pun mencintaimu.

Sejak malam ini, Allah angkat derajatmu menjadi wali-Nya, waliyun min auliaillah, golongan para kekasih Allah."

Begitulah awal kisah seorang bernama Abu Qasim yang kemudian dikenal sebagai seorang wali dan sufi kenamaan dengan sebutan Imam Junaid al-Baghdadi.

Semoga hati kita dicintakan dengan ahlu bait Nabi dan kita bukan menjadi pengikut kelompok-kelompok yang di dalamnya terdapat orang-orang yang selalu menebarkan kebencian serta fitnah terhadap para habaib dan ahli dzuriat nabi dengan alasan apa pun itu.

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله سيدنا محمد.***

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: Berbagai Sumber Laduni

Tags

Terkini

Terpopuler