Benarkah Uban Tidak Boleh Dicabut? Berikut Penjelasan secara Medis dan Pandangan Agama

- 23 Maret 2024, 14:24 WIB
Ilustrasi uban/Pixabay.com
Ilustrasi uban/Pixabay.com /

Tak hanya itu, keberadaan rambut putih atau abu ini merupakan pengingat ajal untuk manusia.

Pasalnya, manusia sering lupa bahwa kehidupan yang mereka jalani saat ini hanya sementara.

Ini menyebabkan mereka lupa untuk beribadah dengan giat dan hanyut dalam kehidupan duniawi.

Adanya uban sebagai pengingat tentu akan mendorong mereka untuk lebih serius dalam beribadah.

Begitu pula yang tertuang pada hadis Ibnu Hibban juga menjelaskan hal yang sama dan menuturkan bahwa sehelai uban akan menjadi satu kebaikan dan menghapus satu kesalahanmu nantinya.

Ibnu Hibban mengatakan:

ذِكْرُ كَتْبَةِ اللَّهِ جَلَّ وَعَلَا الْحَسَنَاتِ، وَحَطِّ السَّيِّئَاتِ، وَرَفْعَ الدَّرَجَاتِ لِلْمُسْلِمِ بِالشَّيْبِ فِي الدُّنْيَا

“Hadis yang menceritakan bahwa Allah akan mencatat kebaikan, menghapuskan kesalahan dan akan meninggikan derajat seorang muslim karena uban ketika di dunia.” (Shahih Ibnu Hibban, 7:253).

Dari Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا تَنْتِفُوا الشَّيْبَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَشِيبُ شَيْبَةً فِي الْإِسْلَامِ إِلَّا كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Janganlah mencabut uban. Tidaklah seorang muslim yang memiliki sehelai uban, melainkan uban tersebut akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat nanti.” (HR. Abu Daud 4204. Hadis ini dishahihkan al-Albani dalam Shahih Targhib wa Tarhib, 2091).

Halaman:

Editor: Yuni Herlina

Sumber: KonsultasiSyariah.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah