Mengenal Tradisi Rebo Wekasan yang Jatuh Pada Rabu Terakhir Bulan Safar, Mirip dengan Robo-robo di Kalbar

- 6 September 2023, 12:21 WIB
Ilustrasi tradisi Rebo Wekasan. Ini Sejarah Rebo Wekasan dan Peringatan di Setiap Daerah, Berbagi Makanan Sampai Ngirab
Ilustrasi tradisi Rebo Wekasan. Ini Sejarah Rebo Wekasan dan Peringatan di Setiap Daerah, Berbagi Makanan Sampai Ngirab /

Tidak ada kepercayaan datangnya malapetaka di bulan Shafar. Tidak ada kepercayaan bahwa orang mati itu rohnya menjadi burung yang terbang." (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Al-Hafizh Ibn Rajab al-Hanbali menjelaskan bahwa hadits ini merupakan respon Nabi SAW terhadap tradisi yang berkembang di masa Jahiliyah.

Ibnu Rajab menulis: "Maksud hadits di atas, orang-orang Jahiliyah meyakini datangnya sial pada bulan Shafar. Maka Nabi SAW membatalkan hal tersebut.

Pendapat ini disampaikan oleh Abu Dawud dari Muhammad bin Rasyid al-Makhuli dari orang yang mendengarnya. Barangkali pendapat ini yang paling benar.

 Banyak orang awam yang meyakini datangnya sial pada bulan Shafar, dan terkadang melarang bepergian pada bulan itu.

Meyakini datangnya sial pada bulan Shafar termasuk jenis thiyarah (meyakini pertanda buruk) yang dilarang." (Lathaif al-Ma’arif, hal. 148).

Lalu bagaimana dengan shalat untuk Rebo Wekasan?

Jika niatnya adalah shalat Rebo Wekasan secara khusus, maka hukumnya tidak boleh karena tidak terdapat dalam Syariat Islam.

Namun jika niatnya adalah shalat sunnah mutlaq atau shalat hajat, maka hukumnya boleh-boleh saja.

Shalat sunnah mutlaq adalah shalat yang tidak dibatasi waktu, tidak dibatasi sebab, dan bilangannya tidak terbatas.

Halaman:

Editor: Yuni Herlina

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x