Temuan Pedang Bizantium Usia 1.000 Tahun dan Sejarah Bunda Maria di Bendera Bulan Sabit

- 9 Februari 2022, 13:49 WIB
Pedang langka dan unik dari zaman Kekaisaran Bizantium ditemukan dalam reruntuhan kota kuno di Turki. Foto/Live Science
Pedang langka dan unik dari zaman Kekaisaran Bizantium ditemukan dalam reruntuhan kota kuno di Turki. Foto/Live Science /

Fitur menarik pada pedang yang membedakan pedang ini dari pedang ring pommeled lainnya dari peradaban terdekat, tulis para peneliti.

Pedang itu sangat unik, sulit untuk menentukan etnis atau kelompok tentara bayaran dari mana yang menggunakannya sekitar 1.000 tahun yang lalu, menurut para peneliti.

Amorium sendiri dikenal sebagai pusat militer dan benteng yang berfungsi sebagai garis pertahanan pertama Kekaisaran Bizantium di kawasan tersebut untuk melawan invasi Arab, termasuk penaklukan Arab atas Amorium pada 838 Masehi.

Baca Juga: Manusia-manusia Kloning Menghilang Misterus, Profesor Greel: Ini Misteri yang Nyata!

Para peneliti telah melakukan penggalian sistematis di Amorium sejak 1988, dan mengarahkan mereka untuk menemukan dua pedang itu yang ditumbuk cincin.

Pertama kali ditemukan sebuah pedang yang terpisah-pisah dan berkarat, di atrium sebuah gereja pada 1993.

Sedangkan pedang kedua ditemukan pada 2001 di bagian bawah kota. Kedua pedang tersebut berasal dari abad ke-10 dan ke-11, selama periode Bizantium tengah (843 hingga 1204).

"Penemuan pedang di sebuah gereja, mungkin dianggap aneh, karena merupakan kebiasaan pada waktu itu untuk meletakkan senjata di tempat-tempat suci," kata pemimpin peneliti, Errikos Maniotis, peneliti independen bergelar master dalam arkeologi Bizantium dari Aristoteles Universitas Tesalonika di Yunani.

Ada kemungkinan bahwa pedang itu tidak dibawa ke gereja dengan tujuan kekerasan, tetapi sebagai persembahan nazar, benda khusus yang sengaja ditinggalkan untuk dewa, pemimpin agama, atau lembaga.

"Dari sumber [bersejarah] diketahui bahwa senjata telah disimpan sebagai persembahan nazar di gereja-gereja," kata Maniotis kepada Live Science melalui email.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Live Science


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah