La Nina Adalah Kondisi Penurunan Suhu di Khatulistiwa, Berikut Dampaknya Bagi Dunia dan Indonesia Khususnya

- 30 Oktober 2021, 21:43 WIB
Pengertian, proses dan dampak terjadinya La Nina.
Pengertian, proses dan dampak terjadinya La Nina. /Pixabay.com/ Victoria_Borodinova/

Kemudian 1949–51, 1954–57, 1964-65, 1970–72, 1973–76, 1983–85, 1988–89, 1994–95, 1998–2001, 2005–06, 2007–08, 2008–09, 2010–12, 2016, 2017–18, serta 2020.

Baca Juga: Darurat Badai Es, Anak-anak Malah Asyik Main Salju

Tiap-tiap badan atau organisasi prakiraan cuaca mempunyai ambang batas yang berbeda untuk menentukan kapan suatu fenomena La Nina terjadi.

Hal tersebut terjadi karena penyesuaian yang dilakukan oleh masing-masing badan prakiraan cuaca terhadap minat masing-masing.

Contohnya begini, Badan Meteorologi Australia memperhatikan pergerakan angin pasat, SOI, model cuaca, dan suhu permukaan laut di wilayah NINO 3 dan 3,4 sebelum menyatakan bahwa fenomena La Niña mulai berlangsung.

Akan tetapi, Badan Meteorologi Jepang menyatakan bahwa fenomena La Nina telah berlangsung ketika rata-rata penyimpangan suhu muka laut selama lima bulan untuk wilayah NINO.3 lebih dingin dari 0,5 °C (0,90 °F) selama enam bulan berturut-turut atau lebih.

Dampak La Nina di wilayah Indonesia

Dampak utama dari fenomena La Niña terhadap wilayah Indonesia adalah peningkatan curah hujan di wilayah tengah dan timur Indonesia sebagai akibat dari menghangatnya suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia.

Selain itu, fenomena ini dapat menyebabkan musim hujan yang lebih panjang atau tidak terjadi musim kemarau di wilayah Indonesia dan peningkatan curah hujan yang signifikan pada saat musim hujan berlangsung.

Fenomena ini kemudian menyebabkan bencana hidrometeorologi rawan terjadi di pelbagai wilayah Indonesia.***

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x