Fenomena ini memiliki dampak yang sangat besar terhadap cuaca bahkan iklim di sebagian besar wilayah dunia.
Terutama di wilayah Amerika Utara, bahkan berdampak pada pola musim terjadinya Badai Atlantik dan Badai Pasifik.
La Nina merupakan pola cuaca yang rumit dan kompleks yang terjadi tiap beberapa tahun sekali.
Sebagai akibat dari variasi suhu muka laut di wilayah Samudera Pasifik yang dekat atau berada di garis khatulistiwa.
Fenomena ini terjadi karena hembusan angin yang kuat meniup air hangat permukaan laut dari Amerika Selatan melewati Pasifik menuju wilayah timur Indonesia.
Ketika air yang hangat ini bergerak ke arah barat, air dingin dari dasar laut naik ke permukaan laut di wilayah perairan Pasifik yang dekat dengan Amerika Selatan.
Oleh karena itu, fenomena ini dianggap sebagai fase dingin dari pola cuaca El Niño–Osilasi Selatan yang lebih besar, dan merupakan kebalikan dari pola cuaca El Niño.
Fenomena La Nina sudah terjadi selama ratusan tahun dan biasanya secara teratur, selama awal abad ke-17 dan awal abad ke-19.
Sejak awal abad ke-20, tercatat bahwa fenomena La Nina berlangsung pada tahun 1903-1904, 1906-07, 1909-1911, 1916-18, 1924-25, 1928-30, 1938-39, 1942-43.