SALEM, KALBAR TERKINI - Badai salju musim dingin disertai angin bersuhu 35 derajat selsius di bawah nol memicu pemberlakuan keadaan darurat sejak Sabtu, 14 Februari 2021 di seluruh Negara Bagian Oregon, wilayah Pasifik Barat Laut Amerika Serikat (AS). Cuaca ekkstrim ini mengancam semua mahluk hidup yang berada di alam terbuka terutama kaum tunawisma dan hewan liar.
Dari Salem, Ibu Kota Oregon, Gubernur Kate Brown menyatakan, cuaca buruk ini sangat menguatirkan keselamatan sebanyak 3,790,060 jiwa warga di wilayah 255,026 kilometer persegi ini. "Petugas kami berada di lapangan dengan kekuatan penuh," tegasnya sebagaimana dikutip Kalbarterkini.com dari kantor berita AS Associated Press (AP), Sabtu.
Petugas dari semua instansi terkait disebar di seluruuh wilayah Oregon yang angka kepdatan penduduknya sekitar 13.76 jiwa per kilometer persegi. "Saya berkomitmen untuk menyediakan semua sumber daya negara yang ada untuk memastikan kru memiliki sumber daya yang mereka butuhkan di lapangan," lanjut Brown.
Badai musim dingin ini menyelimuti Pasifik Barat Laut dengan es dan salju sehingga menganggu transportasi dan memadamkan aliran listrik 270 rumah di Oregon. Air hujan yang membeku meninggalkan jejak timbunan-timbunan es di jalananj, kabel listrik, dan pepohonan, terutama di kawasan Portland. Kondisi ekstrim, hilangnya daya dan masalah transportasi inilah yang mendorong Brown mengumumkan keadaan darurat.
Terancam Mati Kedinginan
Relawan dan staf di tempat-tempat penampungan seperti Casper atau Wjonming, sibuk melayani tunawisma yang berdatangan atau dijemput petugas dari tempat terbuka. Pihak berwenang di Washington barat dan Oregon barat membuka tempat perlindungan yang diberi penghangat tambahan bagi warga tunawisma.
Menurut Elizabeth Lattanner, Juru Bicara Portland General Electris (PGE), perusahaan swasta penyedia listrik yang didanai pihak general Electric, menyatakan bahwa pemadaman listrik khusus di kawasan Portland kemungkinan diperpanjang hingga akhir pekan mendatang.
“Dalam konsisi badai seperti ini, pemulihan membutuhkan waktu mengingat banyak tantangan yang dihadapi kru kami untuk mencapai lokasi yang bermasalah untuk diperbaiki. Kami memang memiliki lebih dari 600 petugas dan personel kontrak yang semuanya diturunkan selama badai ini," katanya.
Lattanner menambahkan, banyak pohon yang patah karena beban es kemudian jatuh di kabel listrikyang menyebabkan transformer meledak mengeluarkan percikan api biru dan oranye. Akibatnya, lebih dari 1.200 saluran listrik PGE mati sejak Sabtu lalu.