Disinyalir, peristiwa penembakan keji itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap rencana Presiden Habyarimana untuk masa depan Rwanda.
Habyarimana berencana melakukan persatuan etnis di Rwanda dan pembagian kekuasaan kepada etnis-etnis itu. Rencana itu telah disusun setahun sebelumnya, seperti tertuang dalam Piagam Arusha (Arusha Accord) pada tahun 1993.
Untuk diketahui, Habyarimana menjadi Presiden Rwanda sejak tahun 1993. Sebelumnya ia menempati posisi sebagai Menteri Pertahanan Rwanda.
Pada tahun 1990-an Habyarimana merintis suatu pemerintahan yang melibatkan tiga etnis di Rwanda yakni Hutu (85 persen), Tutsi (14 persen) dan Twa (1 persen).
Habyarimana mengangkat Perdana Menteri Agathe Uwilingiyama dari suku Tutsi.
Pengangkatan dari suku berbeda jenis ini jelas tidak diterima oleh kelompok militan yang ingin mempertahankan sistem pemerintahan satu suku.
Kekhawatiran sekaligus kekecewaan berlebihan inilah yang akhirnya memuncak menjadi tindak pembunuhan terhadap presiden sendiri.
Habyarimana akhirnya dibunuh bersama Presiden Burundi oleh kelompok militan penentangnya ketika mereka berada di dalam pesawat (atau helikopter) pemberian Presiden Prancis Francois Mitterand
Selain sejarah tersebut, berikut peristiwa bersejarah yang terjadi pada 6 April.
Baca Juga: Cetak Sejarah Renang Dunia, Federica Pellegrini Lima Kali Lolos Olimpiade