Didatangi Putra Zeus dan Kota-kota Mesir Kuno yang Tenggelam

13 April 2021, 05:37 WIB
HERACLEION - Salah satu kota kuno lain yang hilang di pantai Mesir adalah Heracleion atau Thonis. Legenda Yunani menceritakan bahwa kota itu pernah dikunjungi oleh Putri Helen dari Troy dan Heracles, pahlawan Yunani yang juga putra Dewa Zeus. Itu sebabnya, nama kota diubah dari Thonis menjadi Heracleion./ FOTO DAN GAMBAR: HISTORY SHIP STORIES, PIXABAY/ GRAFIS ILUSTRASI & TEKS: OKTAVIANUS CORNELIS/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KALBAR TERKINI - Peradaban Mesir kuno adalah yang tertua dan termegah yang pernah dikenal umat manusia. Peradaban telah menghadirkan kota-kota yang megah, walaupun akhirnya banyak kota  menghilang karena ditinggalkan oleh warga atau ditolak oleh peradaban itu sendiri.

Di banyak wilayah di Mesir, semisal Luxor, yang kini menjadi  sebuah kota modern di antara dua tepi timur dan barat Sungai Nil di utara Mesir. Dibangun di bekas lokasi Thebes, Ibu Kota Mesir kuno yang terkenal pada 2052 SM, Luxor adalah pusat pemerintahan raja-raja Firaun, yang telah menciptakan peradaban yang belum pernah dilihat dunia sebelumnya. 

Pada masa lalu, tanah-tanah padang pasir bagian baratnya dikenal sebagai 'kota kematian, merupakan tempat di mana semua penerus Dewa Amun dimakamkan bersama kekayaan yang diyakini dibawa ke kehidupan abadi.  

Di kota inilah tersimpan catatan koleksi seni dan catatan arkeologis Mesir purba,  yang sebagian tersedia bahkan hingga bahkan 3.000 SM. Penggalian terakhir dilakukan atas makam Fir'aun kecil, Tutankhamun, yang penuh dengan perhiasan emas, patung dan surat berharga.

Baca Juga: Oscar ke-93 Digelar: Namanya dari 'Tiga Anak Babi' atau Paman Oscar?

Baca Juga: Kuatir 'Baper', Pengacara Minta Juri Sidang George Floyd Ditiadakan

Baca Juga: Dari Makan Bersama di Bangladesh Sampai Festival Kurma di Mesir, Berikut 10 Tradisi Ramadan di Seluruh Dunia

Dikutip Kalbar-Terkini.com dari Egypt Today,  Senin, 12 April 2021, sebuah kota penuh emas yang hilang di Luxor, masih terus digali. Dijuluki  Kota Kebangkitan Aten, nama Dewa Matahari Mesir, kota  ini ditemukan oleh arkeolog terkenal Mesir, Zahi Hawass, yang juga mengepalai misi arkeologi di barat Luxor.

Kota ini memiliki serangkaian rumah yang menegaskan, bahwa daratan barat memiliki kehidupan di dalamnya,  dan tidak semua pemakaman seperti yang selalu diyakini. Di sinilah berdiri  pemerintahan raja terbesar Mesir, Raja Amenhotep III, yang memerintah Mesir dari 1391 SM.

Menurut arkeolog Al-Tayyeb Mohammad,  di antara temuan paling menonjol di kota yang hilang di  Luxor, adalah sekelompok kapal pengawet daging. Nama tukang daging dan nama rumah jagal dan beratnya daging pun dicatat di atasnya. Bejana berisi dua galon daging kering atau rebus seberat 10,5 kilogran, memiliki tulisan di atasnya yang masih bisa dibaca.

Mohammad lebih lanjut menjelaskan , misi tersebut juga menemukan teks tertulis di cetakan segel yang bertuliskan: Kabupaten Aten, tentunya dalam bahasa Mesir kuno. Ini adalah nama kuil yang dibangun oleh Raja Akhenaten di Karnak.

Juga, ditemukan sebuah makam besar yang dimensinya belum ditentukan. Misi menemukan sekelompok kuburan yang diukir di bebatuan dengan berbagai ukuran, yang dapat diakses melalui tangga yang diukir di bebatuan.

Misteri Kota-kota yang Hilang

Kota yang hilang adalah kota yang ditolak atau ditinggalkan karena alasan tertentu sehingga menyebabkannya tidak berpenghuni dan menjadi tidak dikenal dunia. Dilansir dari The Culture Trip,  23 Juli 2018, ketika beberapa peradaban melewati Mesir, negara ini pun memiliki banyak kota yang hilang dengan nilai sejarah penting.

Beberapa dari kota-kota ini telah ditemukan sementara yang lainnya masih hilang.   

Abydos

Peradaban Mesir kuno adalah salah satu peradaban tertua dan termegah yang pernah dikenal umat manusia, namun sebagian besar masih menjadi misteri, termasuk Kota Abydos.

Sebagian besar bagian yang ditemukan di kota ini  adalah tembikar, sisa-sisa rumah, dan kuburan kerajaan.  

Potongan-potongan yang ditemukan diyakini hilang selama 7.000 tahun yang merupakan milik ibu kota pertama dalam pemerintahan Mesir. Letaknya sekitar 400 meter dari Kuil Seti I. 

Akhetaten

Jika pernah ke Museum Berlin, Anda pasti pernah melihat patung ratu cantik Nefertiti yang luar biasa, istri dari Akhenaten, salah satu raja paling kontroversial di Mesir kuno. Akhenaten dikenal karena pemberontakannya melawan Dewa tradisional Mesir,  dan menciptakan agama monoteistik dengan menyembah Aten, Dewa Matahari.  

Akhenaten membangun kota baru yang hebat dengan metode arsitektur baru bernama Akhetaten. Artinya, Cakrawala Aten, yang saat ini dikenal sebagai Amarna.

Setelah kematian Akhenaten, kota itu ditinggalkan oleh penggantinya, Tutankhamon ketika dia kembali ke Thebes.  

Kota ini mulai menghilang secara bertahap saat musuh Akhenaten mencoba untuk menghapus jejak apapun dari pemerintahannya. Rahasia kota kemudian ditemukan kembali oleh para sarjana utusan  Kaisar Prancis, Napoleon (1789-1799), ketika mereka membentuk peta kota yang pertama.

Naukratis

Menurut Herodotus, sejarawan besar Yunani, Naukratis adalah satu-satunya pelabuhan perdagangan di Mesir. Kota ini merupakan pemukiman tertua bagi orang Yunani di Mesir pada 700 SM.

Selama sekitar 300 tahun, Naukratis adalah salah satu pusat perdagangan antar-Mediterania yang paling vital.  Kapal-kapal diisi dengan impor Fenisia dari Lebanon, atau anggur, kayu, dan barang-barang lain dari Yunani dan Siprus.

Kapal-kapal ini  biasanya datang ke Naukratis setiap hari, kemudian berangkat dengan membawa barang-barang terbaik Mesir.

Keberadaan sebagai kota pekabuhan menjadikan Naukratis menjadi kota yang multikulturalisme dengan komunitas agama yang berbeda. Anda akan menemukan orang-orang yang berdoa untuk Dewa Amoun Raa, Dewa Apollo, atau Tuhan lainnya.

Setelah berdirinya Kota Alexandria, peringkat Naukratis mulai menurun dari pusat perdagangan regional menjadi pusat lokal.

Tapi kota ini tetap penting. Para pedagang masih ingin mengunjunginya hingga seribu tahun berikutnya.  

Ketika keadaan demografis dan ekonomi Mesir berubah, kota itu menurun,  dan pada abad VII, kota ini ditinggalkan dan tertutup akibat banjir dari Sungai Nil.

Penggalian untuk mencari kota ini dimulai pada abad ke-19,  tetapi lebih banyak penemuan dilakukan pada akhir dekade 1970-an.  

Pada 2016, ekspedisi museum Inggris menemukan sisa-sisa kota di bawah tanah hitam sungai Nil.

Heracleion (Thonis)

Kota lain yang hilang di pantai Mesir, Heracleion (Thonis), adalah kota saudara dari Naukratis.

Sementara kerajaan Pharonic mulai memudar, Heracleion mulai berkembang sebagai pelabuhan utama Mesir, menjadi  pusat barang dagangan global.  

Legenda Yunani menceritakan bahwa kota itu dikunjungi oleh Pangeran Paris, Helen dari Troy dan Heracles, pahlawan Yunani yang juga putra Zeus. Itu sebabnya,  nama kota ini  diubah dari Thonis menjadi Heracleion.  

Sama seperti Naukratis, Heracleion ditinggalkan setelah berdirinya Alexandria hingga menghilang di bawah air Mediterania.

Tidak ada jejak kota yang ditemukan sampai ditemukan pada 2000 oleh Frank Goddio, arkeolog bawah air dari Prancis,  dan Institut Arkeologi Bawah Air Eropa.

Barang-barang yang ditemukan termasuk berton-ton kapal, koin emas, patung, dan ratusan jangkar.  

Sekarang, puing-puing kota itu berada di bawah air setinggi sepuluh meter di Teluk Abu Qir dekat Alexandria.  

Thinis

Kota Thinis disebut dalam Kitab Orang Mati dalam kepercayaan Mesir kuno.  Thinis atau Ini adalah ibu kota dari dinasti pertama Mesir kuno. Menurut sejarawan, kota itu menjadi lokasi utama konfederasi suku yang dipimpin oleh Menes atau Narmer, yang dikenal sebagai pemersatu Mesir bagian atas.  

Mulai dari dinasti ketiga, kota ini akhirnya dibubarkan, karena ibukotanya dipindahkan kembali ke Memphis, namun tetap dianggap sebagai lokasi keagamaan penting, di mana makam dan mumi dewa berada.  

Hingga saat ini, kota tersebut masih hilang. Beberapa sejarawan percaya bahwa Thinis terletak di dekat Abydos atau Girga.*** 

 

Sumber:  Egypt Today, Wikipedia, The Culture Trip

 

 

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler