KALBAR TERKINI - Setelah diduga menjadi mata-mata China, CEO TikTok, Shou Zi Chew melakukan rapat dengar pendapat dengan pemerintah Amerika Serikat.
Kepada TikToker, Shou mengungkap empat langkah penting yang akan dilakukan TikTok.
Keempat langkah yang akan dilakukan TikTok tersebut menjawab ketakutan pemerintah Amerika yang memang menuduh TikTok menjadi agen mata-mata China dan mengambil data dari pengguna TikTok di Amerika, terutama milik pegawai atau pejabat pemerintah AS.
Langkah yang akan diambil TikTok antara lain, pertama, TikTok akan memprioritaskan menjaga keamanan terutama untukpengguna remaja.
Kedua, TikTok akan melanjutkan melindungi data pengguna dari akses asing yang tidak berizin.
"Data Amerika akan disimpan di negara Amerika, oleh perusahaan Amerika dan diawasi personel Amerika.
Ketiga, kami akan pastikan TikTok tetap sebuah platform untuk kebebasan berekspresi dan tidak bisa dimanipulasi oleh pemerintah manapun," jelas Shou Zi Chew.
Chew juga mengatakan sebagai langkah keeempat, TikTok akan transparan dan memberi akses kepada pemantau independen pihak ketiga untuk menjaga TikTok sesuai komitmennya, menjadi platform medsos yang paling bisa dipercaya di dunia.
Sebelumnya, popularitas TikTok membuat Amerika Serikat dan para sekutunya ketakutan.
Hal ini bermula dari Amerika, Kanada, Prancis, Belanda, Belgia, Inggris sampai Australia melakukan pemblokiran TikTok dan melarang pejabat dan pegawai pemerintahannya menggunakan aplikasi tersebut.
Di tengah fenomena pemblokiran TikTok di beberapa negara, ternyata ada aplikasi lain dari China yang popularitasnya melambung belakangan ini.
Berdasarkan data pelacak aplikasi, CapCut menunjukan angka unduhan yang meningkat dalam beberapa minggu terakhir dibandingkan TikTok.
Dikutip dari Wall Street Journal, tidak seperti TikTok, CapCut seolah terhindar dari pengawasan peraturan atas praktik penanganan data pengguna.
Padahal pemerintahan Biden telah mendorong para pendiri ByteDance untuk melepaskan kepemilikan mereka di TikTok dengan alasan mengatasi kekhawatiran atas ancamannya terhadap keamanan nasional AS.
Diluncurkan pada tahun 2020, CapCut memiliki lebih dari 200 juta pengguna aktif bulanan, menurut data dari Diandian yang berbasis di Shanghai.
Sedangkan TikTok memiliki lebih dari satu miliar pengguna secara global.
CapCut mengatakan dalam kebijakan privasinya bahwa untuk menyediakan layanan, ia mengumpulkan konten seperti foto dan video yang diunggah pengguna, serta data pengguna termasuk lokasi, jenis kelamin, dan tanggal lahir mereka, yang umum untuk alat pengeditan video.
Mereka mengaku menyimpan data semacam itu di AS dan Singapura, seperti halnya TikTok.
Menurut laporan Sensor Tower, unduhan global CapCut melonjak 43% menjadi lebih dari 400 juta tahun lalu.
Sekitar 7% dari unduhan globalnya berasal dari AS.***