Facebook Jual 87 Data Pengguna ke Donald Trump, Zuckerberg Diseret ke Pengadilan

29 Agustus 2022, 15:39 WIB
Ilustrasi facebook /tobias dziuba/pexels

SAN FRANCISCO, KALBAR TERKINI - Facebook diduga menjual 87 juta data pribadi pengguna kepada' sebuah perusahaan survei Cambridge Analytica.

Data yang djual ke perusahaan pendukung kemenangan kampanye Presiden Donald Trump pada 2016 ini sangat memiliki nadl daam kemenangan Trump tahun itu.

Hanya saja, dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Sabtu, 27 Agustus 2022, Meta Platforms, induk Facebook telah mencapai penyelesaian tentatif dalam kasus gugatan class action itu.

Ketentuan penyelesaian yang dicapai oleh Meta ini, tidak diungkapkan dalam dokumen pengadilan yang diajukan pada Jumat malam lalu.

Baca Juga: YouTube Ikuti TikTok, Instagram, dan Facebook Mencekal Mantan Kickboxer dan Influencer Andrew Tate

Pengajuan di pengadilan federal Negara Bagian San Francisco ini meminta penundaan tindakan selama 60 hari, sementara pengacara menyelesaikan penyelesaian.

Garis waktu itu menyarankan rincian lebih lanjut dapat diungkapkan pada akhir Oktober 2022.

Kesepakatan itu dicapai hanya beberapa minggu sebelum batas waktu pada 20 September 2022 bagi CEO Meta, Mark Zuckerberg dan chief operating officer lamanya, Sheryl Sandberg.

Keduanya harus menyerahkan deposisi selama fase akhir pengumpulan bukti pra-persidangan, menurut dokumen pengadilan .

Baca Juga: TikTok, Twitter, Facebook dan Instagram Cekal Akun Bintang Reality Show AS Pembenci Wanita Alex Jones

Dalam kasus ini, Zuckerberg, yang mendirikan Facebook pada 2004 sebagai mahasiswa Universitas Harvard, bisa saja 'digulingkan' hingga enam jam.

Sandberg, yang mengundurkan diri sebagai chief operating officer setelah 14 tahun bertugas, juga bisa diinterogasi hingga lima jam.

Kasus ini bermula dari pengungkapan pada 2018 bahwa Cambridge Analytica memiliki hubungan dengan ahli strategi politik Trump, Stephen Bannon.

Baca Juga: WhatsApp, Google, Netflix, Twitter, hingga Facebook Terancam Diblokir di Indonesia, Ini Alasan Kemenkominfo

Bannon atas suruhan Trump membayar pengembang aplikasi Facebook untuk akses ke informasi pribadi sekitar 87 juta pengguna Facebook.

Data itu kemudian digunakan untuk menargetkan pemilih AS selama kampanye 2016,. yang berpuncak pada pemilihan Trump sebagai presiden ke-45.

Kehebohan tersebut menyebabkan Zuckerberg yang menyesal, dipanggang oleh anggota parlemen selama dengar pendapat kongres tingkat tinggi.

Kasus ini juga mendorong seruan agar orang-orang menghapus akun Facebook mereka.

Pertumbuhan Facebook sendiri terhenti karena lebih banyak orang terhubung dan menghibur diri mereka sendiri di layanan saingan seperti TikTok.

Tapi, jejaring sosial ini masih memiliki sekitar dua miliar pengguna di seluruh dunia, termasuk hampir 200 juta di AS dan Kanada.

Gugatan, yang telah berusaha untuk disertifikasi sebagai class action ini, mewakili pengguna Facebook.

Gugatan ini menegaskan pelanggaran privasi yang membuktikan bahwa Facebook adalah 'perusahaan perantara dan pengawasan data', serta jaringan sosial.***

Sumber: The Associated Press

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Associated Press

Tags

Terkini

Terpopuler