Namun, dapat dijadikan metode kampanye yang murah dan terukur.
"Bukan berarti modal followers itu jaminan, bukan.
Tapi saya punya sejumlah followers yang kalau mantul-mantul itu adalah cara kampanye yang murah," jelas Ridwan Kamil.
Emil juga sempat membandingkan kampanye menggunakan sarana baliho dan unggahan di media sosial.
Ia menyebut kampanye menggunakan media sosial dapat lebih terukur tingkat interaksinya dengan publik ketimbang di baliho.
"Satu baliho, satu posting, gimana ngukur baliho interaksinya?
Apakah dilihat? Kalau dilihat, apakah disukai? Maaf ya.
Kalau di medsos kan terukur.
Yang lihat berapa? Yang suka berapa? yang mungkin tidak suka berapa?" ujarnya.