Warga Wadas Penolak Bendungan Bener Dapat Angin Segar dari Gubernur Ganjar Pranowo, Siap Buka Dialog

- 9 Februari 2022, 13:37 WIB
Ratusan aparat kepolisian mengepung Desa Wadas, Kabupaten Purworeja, Jawa Tengah, Selasa 8 Februari 2022. Gubernur Ganjar Pranowo meminta maaf atas kejadian tersebut dan berjanji membuka dialog ulang dengan penolak Bendungan Bener.
Ratusan aparat kepolisian mengepung Desa Wadas, Kabupaten Purworeja, Jawa Tengah, Selasa 8 Februari 2022. Gubernur Ganjar Pranowo meminta maaf atas kejadian tersebut dan berjanji membuka dialog ulang dengan penolak Bendungan Bener. /Twitter/@wadas_melawan

KALBAR TERKINI - Warga Wadas Penolak Bendungan Bener Dapat Angin Segar dari Gubernur Ganjar Pranowo, Siap Buka Dialog.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyatakan, dirinya menghormati masyarakat Desa Wadas yang masih menolak bekerjasama dalam proses pengadaan tanah quarry untuk proyek Bendungan Bener.

Ganjar menyatakan siap membuka ruang dialog bersama Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). 

Baca Juga: Warga Wadas Dikepung dan 64 Orang Ditangkap, Ganjar Pranowo Minta Maaf, Pastikan Penolak Bendungan Dibebaskan

Hal tersebut ditegaskan Ganjar Pranowo, dalam press conference terkait peristiwa di Wadas di Mapolres Purworejo, Rabu 9 Februari 2022.

Ganjar menerangkan, banyak pihak yang menyuarakan terkait kasus Wadas, ternyata tidak paham dengan kondisi yang sebenarnya.

"Hingga tadi malam, saya mendapat telpon dan pesan dari berbagai pihak yang menanyakan terkait hal ini.

Baca Juga: Desa Wadas Dikepung 250 Personil Gabungan, Polri: Pendampingan Pengukuran 124 Ha Lahan dan Tanam Tumbuh

Setelah saya telpon satu-satu, ternyata banyak yang tidak paham.

Makanya, hari ini saya ingin memberikan keterangan agar semuanya jelas," ucapnya.

Ganjar menerangkan, bahwa bendungan Bener adalah salah satu proyek strategis nasional di Jawa Tengah.

Selain itu, terdapat 14 proyek bendungan lain yang masuk proyek strategis nasional, dimana 5 bendungan diantaranya sudah diresmikan.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Mulai Sering Kunjungi Daerah Sebelum Kecelakaan, Berikut Profil Sosok yang Digadang Maju RI 1

Yakni Bendungan Jatibarang, Bendungan Gondang Karanganyar, Pidekso Wonogiri, Logung Kudus dan Randugunting Blora.

"Yang lainnya masih dalam proses, termasuk bendungan Bener ini," jelasnya.

Proses pembangunan Bendungan Bener berjalan cukup lama, yakni sejak 2013.

Percepatan pembangunan memang dilakukan, karena proyek itu memberikan manfaat banyak untuk warga.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Kecelakaan hingga Alami Cidera Serius, Relawan: Mari Doakan

Selain bisa mengaliri irigasi sebesar 15,519 hetar lahan, tempat ini juga bisa menjadi sumber air bersih, sumber energi listrik, pariwisata dan lainnya.

"Saat proses berlangsung sejak 2013 lalu, kami selalu membuka ruang dialog dengan masyarakat.

Memang gugatan cukup banyak, semua kita ikuti prosesnya.

Sampai detik kemarin ada gugatan kasasi yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap (inkrah) dan harus kita laksanakan," jelasnya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ungguli Prabowo Anies Baswedan Tanpa Dukungan PDIP, Nettizen: Fokus Tekan Angka Kemiskinan

Karena gugatan warga Wadas yang menolak penambangan ditolak hingga tingkat kasasi, maka lanjut Ganjar pihaknya membentuk tim untuk segera melakukan aksi pengukuran.

Dan ditegaskan Ganjar, bahwa pengukuran dilakukan hanya pada bidang milik warga yang sudah setuju.

"Masyarakat yang setuju ini juga meminta agar tanahnya segera diukur. Itu sebenarnya yang terjadi.

Jadi pengukuran kemarin untuk warga yang sudah sepakat. Untuk yang belum, kami tidak akan melakukan pengukuran dan kami menghormati sikap mereka yang masih menolak," ucapnya.

Ganjar mengatakan, dari total 617 luas lahan yang dijadikan lokasi penambangan kuari bendungan Bener, sebanyak 346 bidang sudah setuju. Sementara yang menolak terdapat 133 bidang.

"Sisanya masih belum memutuskan. Makaya kami akan membuka lebar ruang dialog dan kami libatkan Komnas HAM sebagai pihak netral dalam kasus ini," jelasnya.

Sebelumnya, koordinasi dengan Komas HAM lanjut Ganjar, sudah dilakukan beberapa kali.

Bahkan Komnas HAM sudah memfasilitasi dialog antara pihak pro dan kontra.

"Namun masyarakat yang belum setuju belum hadir. Komnas HAM sampai mendatangi ke Wadas untuk terus meyakinkan.

Kami sebenarnya menunggu-nunggu adanya pertemuan, sehingga kami bisa sampaikan dan kami bisa jawab apa yang mereka tanyakan," pungkasnya.

Selain itu, Ganjar juga menerangkan terkait isu penyerobotan tanah secara paksa oleh negara dan isu lingkungan yang disebarkan di media sosial adalah tidak benar.

Persoalan lingkungan sudah dikaji dalam dan melibatkan para pakar. Bahkan diketahui, isu penambangan akan merusak mata air juga tidak benar.

"Semua sudah dipaparkan. Lalu soal isu apakah tanah akan diserobot dan tidak dibayar.

Itu tentu tidak mungkin. Tidak mungkin negara melakukan itu," pungkasnya.***

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Humas Provinsi Jawa Tengah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah