Kapal Ikan Tenggelam, Ibu dan Balitanya Tewas

- 5 April 2021, 06:31 WIB
KAPAL TENGGELAM - Barang-barang penumpang kapal ikan Alfatara, yang tenggelam di perairan Teluk Laboke,  Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, Minggu, 4 April 2021, sekitar pukul 13.30 Wita. Dari 14 penumpang, kapal, seorang ibu dan anaknya yang masih balita meninggal./FOTO: ANTARA/
KAPAL TENGGELAM - Barang-barang penumpang kapal ikan Alfatara, yang tenggelam di perairan Teluk Laboke, Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, Minggu, 4 April 2021, sekitar pukul 13.30 Wita. Dari 14 penumpang, kapal, seorang ibu dan anaknya yang masih balita meninggal./FOTO: ANTARA/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

JAKARTA, KALBAR TERKINI - Keceriaan penumpang kapal Alfatara usai menghadiri peresmian objek Wisata Pantai Lakadeo, berubah menjadi nestapa. Dua dari 14 penumpang tewas,  setelah kapal ikan tersebut dihempas ombak di perairan Teluk Laboke, Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu, 4 April 2021, sekitar pukul 13.30 Wita.

Kedua korban adalah Wa Naya (35), dan anaknya bernama La Ode Aflian (5). Ironisnya, keduanya adalah istri dan anak dari pemilik kapal tersebut, yakni La Saremani (40), warga Desa Gerek Maju, Buton Selatan.

La Saremani serta dua anaknya yang lain, selamat. Keduanya, Wa Nesi (13) dan Afatar (5). Alfatara karam karena amukan ombak kencang di perairan itu, yang hanya sekitar 15,18 mil laut dari Pos SAR (Serach and Rescue) Baubau.

Baca Juga: Berkat 'Urbi et Orbi' dari Paus untuk Penderitaan Umat Manusia

Baca Juga: Terlalu Luas dan Rawan Narkoba Malaysia: Kalbar Harus Dimekarkan!

Baca Juga: Paskah se-Kalbar Berlangsung Khidmat dan Aman

Dikutip Kalbar-Terkini.com dari RRI.co.id, Senin, 5 April 2021, ke-14 anggota rombongan ini  usai menghadiri kunjungan Bupati Buton Selatan, La Ode Arusani yang meresmikan Objek  Wisata Pantai Lakadeo, Kecamatan Lapandewa.

"Penumpang 14 orang, status korban selamat 12 orang, dan meninggal dunia dua orang," kata juru bicara Basarnas Kendari Wahyudi, melalui rilisnya yang diterima di Kota Kendari, Ibu Kota Sultra, Minggu malam.

Menurut Wahyudi,  kesembilan korban yang selamat -selain La Saremani dan kedua anaknya- La Budi (35), Erfa (17), Warina (30), Dubi-lebi (14), La Rifal (14), Andika (13), Noval Ablila (11), Sarpia (35), dan Kelfin (13). "Kapal ini tenggelam dalam perjalanan kembali ke desa mereka," jelasnya.

Wahyuni menambahkan,  sekitar pukul 16.30 Wita, berdasarkan informasi dari masyarakat Desa Gerak Makmur, Kecamatan Sampolawa, terjadi kecelakaan laut sehingga Alfatara terbalik kemudian tenggelam menjelang sore sekitar pukul 13.30 Wita.

Kecelakaan laut tersebut akibat cuaca buruk, berupa angin kencang dan gelombang tinggi di sekitar perairan Lapandewa.

"Iya ada kecelakaan kapal. Itu kapal warga yang turut meramaikan saat bupati meresmikan Pantai Lakadao, Desa Lakadao, Kecamatan Lapandewa saat menuju Pelabuhan Bandar Batauga, Kecamatan Batauga. Kapal itu yang kecelakaan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buton Selatan,  Zamaludin dihubungi dari Kendari, Minggu malam.

Saat kejadian, Zamaludin tidak berada di lokasi, namun mendapatkan informasi tersebut dari sekretaris daerah (sekda) setempat.

"Tadi itu ditelepon Pak Sekda, sekitar jam 18.00 Wita. Kan sebenarnya saya mau ke pulau, tapi keras angin, makanya saya tidak jadi. Nah, dikasih tahu sama Pak Sekda, katanya ada kecelakaan kapal. Setelah saya cari informasi, ternyata itu kapal nelayan," tuturnya.

Zamaludinmendapat informasi bahwa Bupati La Ode Arusani tidak menumpang kapal tersebut, namun menggunakan jalur darat.

"Untuk sementara saya telepon tadi,  bahwa Pak Bupati pada saat kemarin, memerintahkan agar semua mobil-mobil dinas melewati jalur darat, tapi banyak (warga) yang lewat jalur laut," ujar dia.***

 

Sumber: RRI.co.id

 

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah