Robo Robo, Keraton Mempawah Gelar Tradisi Leluhur untuk Mengenang Kedatangan Raja Pertama Opu Daeng Menambon

- 4 Oktober 2021, 01:28 WIB
Robo Robo, Keraton Mempawah Gelar Tradisi Leluhur untuk Mengenang Kedatangan Raja Pertama Opu Daeng Menambon
Robo Robo, Keraton Mempawah Gelar Tradisi Leluhur untuk Mengenang Kedatangan Raja Pertama Opu Daeng Menambon /Tangkapan layar Instagram @wonderfulmempawah/

Sejarah Ritual Robo Robo

Bermula dari cerita turun temurun dan sudah menjadi keyakinan terutama umat islam, bahwa pada bulan safar dan hari Rabu itulah, dimana para Nabi selain sebagai waktu penuh berkah

Juga ada anggapan katanya akan mendapat musibah atau ujian dari Allah SWT yang berkaitan dengan laut/air. Contohnya: Nabi yunus ditelan ikan, Nabi musa membawa umatnya menyebrang lautan dll.

Sehingga kedua anggapan tersebut amat tepat dirasakan untuk memohon kepada Maha Kuasa supaya dijaga dari musibah dan diganti keselamatan.

Selain itu bulan safar juga banyak peristiwa yang terjadi yang berkaitan dengan islam dan perkembangannya.

Pada dasarnya Tradisi dan penyelenggaraan seperti Robo-robo juga dilaksanakan di tempat lain namun dengan nama yang berbeda-beda. Sebelum muncul sebutan "Robo-robo" Yaitu asal mula tolak bala bulan safar.

Berawal dari sholat idifa'il Bala, merupakan sholat sunnah hajat yang dikerjakan pada malam atau hari Rabu akhir bulan safar yang teringat bahwa bulan safar adalah bulan yang penuh dengan kesialan dan malapetaka, dan hari Rabu pekan keempat merupakan hari yang paling na'as pada bulan itu.

Baca Juga: Forum Budaya Merah Putih Kubu Raya Bagikan Masker dan Ajak Masyarakat Tidak Bakar Lahan

Sebelum ritual Robo-robo ini dilaksanakan dikuala kakap (pada tahun 1978), pada dahulunya Ritual Robo-robo ini dilaksanakan masyarakat di laut tepatnya di Pulau Taik Minyak dengan menggunakan sampan untuk pergi ke tempat ritual tersebut pada jaman dahulu.

Setelah selesai ritual Robo-robo (selesai membaca doa selamat) masyarakat yang hadir langsung menceburkan diri ke sungai untuk mandi-mandi.

Halaman:

Editor: Ponti Ana Banjaria

Sumber: indonesia.go.id Kebudayaan.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x