Merawat Toleransi lewat Tepelima 3, Anak-anak Muda Kalbar ini Lakukan hal Berikut

- 1 Mei 2021, 11:07 WIB
Temu Pemuda Lintas Iman (Tepelima) Kalbar melakukan diskusi toleransi umat beragama yang diselenggarakan sebelum Pancemi Covid-19 menyerang.
Temu Pemuda Lintas Iman (Tepelima) Kalbar melakukan diskusi toleransi umat beragama yang diselenggarakan sebelum Pancemi Covid-19 menyerang. /KALBAR TERKINI/MULYANTO ELSA

 

PONTIANAK, KALBAR TERKINI - Konflik suku dan etnis serta menjalar ke ranah agama yang terjadi di Kalimantan Barat menjadi bahaya laten yang perlun diwaspadai.

Potensi untuk mencuat dan kembali terjadi dengan volume dan dampak yang lebih besar sangatlah mungkin terjadi.

Baca Juga: Gelar Silaturahmi Ramadhan dengan Organisasi Mahasiswa, Kapolresta Pontianak Kota Ajak Wujudkan Sinergi

Oleh karena itu, kekhawatiran mendasar ini kemudian menjadi landasan anak muda di untuk menyelenggarakan Temu Pemuda Lintas Iman (Tepelima) Kalbar.

Tepelima Kalbar merupakan kegiatan yang mempertemukan anak muda lintas suku dan agama untuk membahas isu-isu perdamaian dan keberagaman.

Kegiatan ini dimulai pertama kali pada tahun 2018 dan terus berlanjut setiap tahunnya hingga saat ini.

Baca Juga: Konsep ‘Kota ANDA’, jadi Andalan FKUB Pontianak dalam Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama

Kini, Tepelima telah memasuki angkatan ke-3 dan melahirkan pemuda-pemudi yang toleran antar sesama.

Tepelima 3 mengangkat tema “Kolaborasi Merawat Toleransi”. Kegiatan berlangsung di Pontianak, Jumat 30 2021 April melalui virtual zoom dan 1-2 Mei 2021, secara langsung di Sekretariat FKUB Kota Pontianak.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Satu Dalam Perbedaan (SADAP) Indonesia, Yayasan Suar Asa Khatulistiwa (SAKA), Gusdurian Pontianak, dan PMKRI Cabang Sungai Raya ini diikuti oleh 20 peserta lintas suku dan agama.

Guna membuka perspektif keberagama para peserta, turut dihadirkan pegiat keberagaman sebagai pemateri.

Baca Juga: Jalin Kerja Sama dengan FPOK IKIP PGRI Pontianak, KORMI Kalbar Kembangkan Olahraga Rekreasi

Mereka ialah Aan Anshori, Koordinator Jaringan Anti Diskriminasi (JIAD) yang membawakan pembahasan tentang Bongkar Stigma dan Prasangka serta Siti Aminah Tardi, Komisioner Komnas Perempuan yang memaparkan tentang Penerimaan dan Ekspresi.

Tidak hanya itu, peserta juga dipandu oleh peer fasilitator yang sebelumnya telah melalui tahap Training of Trainer (TOT).

Dikemas dengan santai dan menyenangkan, Tepelima 3 turut disertai dengan games, refleksi, sharing peer, menulis surat cinta dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Kisah Jumardi Sang Penjual Burung Bayan, Ironi Penegakkan Hukum Tajam ke Masyarakat Kecil

Rio Pratama, Project Officer Tepelima 3 menyatakan kontribusi anak muda untuk merawat keberagaman sangat penting, terlebih didaerah rawan konflik seperti Kalimantan Barat.

“Konflik yang terus berulang sejatinya menjadi pembelajaran bagi kita bahwa dapat kapanpun kembali terjadi dikemudian hari. Oleh karena itu, Tepelima secara konsisten terus dilaksanakan guna membuka persperktif kita bersama tentang toleransi, perdamaian, cinta kasih antar sesama dan keberagaman yang ada. Oleh karenanya, peran pemuda sangatlah diperlukan,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan, Tepelima adalah ruang inkslusif sehingga diharapkan dapat menjadi ruang aman dan nyaman bagi semuanya.

Baca Juga: Potret Kesederhanaan Pejuang Kemanusiaan Kalbar, Bruder Stephanus Paiman Lakukan Pekerjaan Rumah Sendiri

“Sebagai gawai bersama, Tepelima adalah ruang yang inklusif bagi kita semua. Mari merayakannya dalam forum ini dengan aman dan nyaman dan mari berkolaborasi bersama dalam merawat keberagaman yang ada secara bersama-sama,” tambahnya.

Abdul Syukur sebagai ketua FKUB Pontianak menyatakan upaya untuk merawat persatuan dan kebhinekaan merupakan ciri umat beragama.

“Selaku ketua FKUB sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan Tepelima Kalbar 3 ini. Semoga dapat merawat persatuan dan kesatuan dan kita segera terbebas dari Covid-19,” tuturnya.

Baca Juga: Tulus Ikhlas di Antara Ancaman Oknum, Karya Kemanusiaan Bruder Stephanus Paiman Terbentang di Nusantara

Hal serupa diungkapkna Rizal Mutahar, S. Sos, Kepala Kesbangpol Pontianak mewakili pemerintah kota mengapresiasi kegiatan ini, sebagai upaya anak-anak muda berkolaborasi merawat toleransi.

Ia berharap, kegiatan semacam ini dapat terus dilaksanakan dan bersinergi dengan yang lain agar Kalbar yang damai dan aman dapat benar-benar terealisasikan. ***

 

Editor: Ponti Ana Banjaria


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x