Namun mungkin akan ada virus yang dapat menyerang manusia yang bisa saja keluar disaat permafrost tersebut mencair pasalnya para ilmuan belum mengetahui semua virus yang membeku di dalam permafrost tersebut.
Para ilmuan tersebut mengatakan, “Sangat mungkin permafrost purba tersebut akan melepaskan virus-virus tidak dikenal ini saat mencair.
Berapa lama virus-virus ini dapat tetap menginfeksi setelah terkena kondisi luar (Sinar UV, Oxygen, Panas) dan seberapa besar kemungkinan mereka akan menemukan dan menginfeksi host dalam interval (waktu) tersebut masih belum mungkin untuk di perkirakan.
Namun resiko akan meningkat dalam konteks pemanasan global saat pencairan permafrost tetap (terjadi) semakin mempercepat”.
Laporan dari ilmuan tersebut juga menunjuk ke wabah virus Anthrax yang terjadi pada tahun 2016 di wilayah yang sama yaitu Siberia, Rusia.
Penyebaran wabah virus anthrax 2016 yang dikatakan telah membunuh lebih dari 2,300 rusa kutub dan hampir 100 orang harus dibawa ke rumah sakit.
Wabah tersebut juga berhasil merengut nyawa seorang anak berumur 12 tahun.
Setelah diteliti, para ilmuan menemukan penyebaran virus Anthrax terjadi akibat pencairan es di wilayah tersebut.
Hal itu dapat terjadi dikarenakan pencairan es tersebut menyababkan sebuah bangkai rusa kutub yang telah mati akibat terinfeksi wabah anthrax pada tahun 1968 kembali timbul ke permukaan disaat es yang membekukan bangkai tersebut mulai mencair.