Di kantor pedaftaran wajib militer di Kota Siberia, seorang pria bersenjata melepaskan tembakan.
Tembakan itu melukai komandan militer di kantor tersebut."Kita semua akan pulang sekarang,” teriaknya.
Mobilisasi parsial itu telah memicu protes yang marah, eksodus yang menakutkan, dan tindakan kekerasan di seluruh negeri yang luas itu.
"Panik. Semua orang yang saya kenal panik,” kata David, seorang Rusia.
David hanya memberikan nama depannya karena takut akan pembalasan, dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press di perbatasan Georgia.
Baca Juga: Park Bo Gum Selesaikan Wamil dan Lulus Jadi Tukang Cukur
“Kami lari dari rezim yang membunuh orang.”
Kremlin dilaporkan ingin mempromosikan referendum yang diatur di bagian-bagian yang didudukinya di Ukraina.
Wilayah-wilayah itu diharapkan bergabung dengan Rusia dalam sebuah langkah yang mirip dengan aneksasi Krimea pada 2014.
Hanya saja, langkah Putin tersebut dilaporkan malah berurusan dengan ketidakstabilan, dan kekacauan di dalam negeri.