KOLOMBO, KALBAR TERKINI - Krisis energi terus melanda Srilanka sebagai bagian dari krisis ekonomi mematikan yang mengancam bubarnya negara tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, media lokal terus melaporkan orang-orang yang tewas akibat kelelahan karena antre membeli bahan bakar berhari-hari.
Karena itu, dilansir Kalbar-Terkini.com dari Sunday Time, pemerintah akan menyerahkan antara 500 dan 700 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Baca Juga: Gotabaya Rajapaksa Pulang ke Srilanka: Tak Tahu Malu, Wickremesinghe akan Gelar Pesta Penyambutan!
SPBU-SPBU ini akan digunakan untuk operasi ritel oleh perusahaan minyak asing menyusul melonjaknya tagihan impor bahan bakar Srilanka.
Lilitan utang yang melonjak ini memunculkan perkiraan bahwa negara itu akan membutuhkan lebih dari dua miliar dolar AS untuk membeli bahan bakar selama empat bulan ke depan.
The Sunday Times mengetahui bahwa Kementerian Tenaga dan Energi (BPK) Srilanka sedang mempertimbangkan 27 proposal dari berbagai perusahaan.
Perusahan-perusahaan ini, antara lain, Sinopec Group dari China dan British Shell.
“Kementerian berencana untuk membuat daftar pendek proposal sebelum mengambil keputusan akhir," kata seorang pejabat senior.