Militer Tiongkok tak Ganggu Kapal Pengangkut LNG Masuk-keluar Taiwan

- 15 Agustus 2022, 04:24 WIB
Kapal LNG Aquarius atas nama PT. Hanochem Shipping disita Kejaksaan Agung dalam penyidikan kasus korupsi pengelolaan keuangan dan dana investasi PT. Asabri.
Kapal LNG Aquarius atas nama PT. Hanochem Shipping disita Kejaksaan Agung dalam penyidikan kasus korupsi pengelolaan keuangan dan dana investasi PT. Asabri. /Antara/Kejagung/

TAIPEI, KALBAR TERKINI - China ternyat masih 'setengah hati' untuk melancarkan serangan militer mematikan ke Taiwan selain pertimbangan sebagai sesama bangsa.

Berbagai manuver China lewat latihan militer Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), yang mengepung Taiwan hingga Minggu, 14 Agustus 2022, hanya sekadar perang urat syaraf (psywar).

Latihan militer PLA sejak kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada 2-3 Agustus 2022, lebih ditujukan ke pemerintahan Presiden Joe Biden.

Baca Juga: Tiongkok Blokade Pulau Taiwan, Pakar China: Kami Miliki Kemampuan Membunuh!

Sebagaimana pernah dilaporkan tabloid Pemerintah China, Global Times, latihan militer laut dan udara PLA ini merupakan bentuk peringatan supaya AS dan semua sekutunya sadar akan kecanggihan kekuatan militer China.

Sementara itu, China ternyata tak segarang klaim awal bahwa blokade itu untuk membuat rakyat kelaparan.

Terbukti, sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com dari Taiwan News, jalur masuk-keluar kapal-kapal pengangkut gas alam cair (LNG) impor ke Taiwan, ternyata tak terganggu.

Kementerian Urusan Ekonomi (MOEA) Taiwan menyatakan, pengangkutan tersebut berjalan normal seperti biasanya sejak Kamis, 11 Agustus 2022.

Baca Juga: China Cokok Aktivis Kemerdekaan Taiwan: Beijing Murka hingga Kepala 'Berasap'!

Padahal, kapal-kapal itu harus melewati wilayah perairan termasuk Selat Taiwan yang sedang dalam tensi karena latihan militer PLA.

Pada Kamis, misalnya, tujuh kapal pengangkut LNG ditambatkan, dan menyelesaikan pembongkaran tanpa gangguan selama latihan PLA.

Pernyataan itu muncul untuk mengatasi kekhawatiran tentang pasokan energi di negara itu, yang dikhawatirkan akan terpengaruh oleh manuver blokade Beijing.

Kementerian juga meyakinkan masyarakat tentang jadwal pengiriman masuk-keluar dari dan ke wilayahnya yang tidak terpengaruh.

Baca Juga: SADIS! Presiden Taiwan Tsai Disebut seperti Binatang di Hadapan Nancy Pelosi: Membungkuk dan Mencakar!

Sementara itu, latihan tersebut tidak menggagalkan pelaksanaan proyek pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai Taiwan.

Sebanyak 85 turbin telah dibangun sejak Juli 2022, yang dapat menghasilkan kapasitas terpasang gabungan sebesar 700 megawatt, menurut MOEA.

Sementara itu, China telah melarang impor buah jeruk bali (pomelo) asal Taiwan.

Kendati begitu, larangan impor buah pomelo dari Taiwan oleh China tidak akan berdampak pada pasar buah dalam negeri, menurut Menteri Dewan Pertanian (COA) Chen Chi-chung, Jumat, 12 Agustus 2022.

Selama setahun terakhir, Beijing telah melarang berbagai produk makanan dari Taiwan, mulai dari nanas dan ikan kerapu hingga biskuit.

Saat Pelosi mengunjungi Taipei, China tidak hanya meluncurkan manuver militer intensif, tetapi juga memperluas larangan impor produk pertanian.

Dalam kasus pomelo, buah yang populer sekitar Festival Pertengahan Musim Gugur untuk bulan September, Chen tidak mengharapkan masalah dengan pasokan atau harga.

CNA melaporkan, boikot China seharusnya tidak menjadi alasan bagi pembeli untuk menuntut harga yang lebih rendah dari petani jeruk bali.

Chen mencontohkan, panen tahun ini sebesar 70.000 ton akan turun 10 persen dari tahun lalu, dengan selisih satu tahun penuh untuk ekspor.

Selain itu, COA akan membantu petani dengan mendorong ekspor 1.000 ton, penjualan dalam negeri 2.500 ton, dan pemanfaatan untuk pengolahan selanjutnya 2.500 ton.

"Dengan dibukanya jalur pemasaran dan penjualan seperti biasa, harga pomelo akan tetap stabil," kata Chen.***

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Taiwan News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x