Kim Jong Un Dirawat Intensif akibat COVID 19, Adik: Tapi Dia Risau Pikirkan Rakyat

- 12 Agustus 2022, 15:55 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengirimkan obat-obatan yang disiapkan di rumah kepada Komite Kota Haeju dari Partai Pekerja Korea (WPK) dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea negara itu pada 16 Juni 2022.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengirimkan obat-obatan yang disiapkan di rumah kepada Komite Kota Haeju dari Partai Pekerja Korea (WPK) dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea negara itu pada 16 Juni 2022. /KCNA via REUTERS

KALBAR TERKINI - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menjalani perawatan intensif akibat demam tinggi setelah terpapar COVID-19.

Adik Kim, Kim Yo Jong dalam pidatonya menyatakan, bahwa Kim yakin bahwa selebaran dari Korea Selatan(KorseL) sebagai penyebab wabah tersebut.

Hanya saja, laporan kantor berita pemerintah, KCNA sebagaimana dikutip Reuters dan France 24, dilansir Kalbar-Terkini.com, Kamis, 11 Agustus 2022, tidak merinci apa hubungan antara selebaran tersebut dan COVID-19.

Baca Juga: KIM JONG UN Hancurkan Semua Resort Korsel di Diamond Mountain: Gara-gara Korsel tak Dukung Penolakan Sanksi AS

Selama ini, selebaran yang ditebar oleh Korsel di perbatasan antara kedua negara hanya berupa kertas , yang antara lain bertuliskan ajakan bagi warga Korut untuk menolak sosialisme.

Adapun Kim Yo Jong dalam pidato pujiannya kepada Kim menyatakan bahwa Kim tak bisa berbaring sejenak pun karena terus memikirkan nasib rakyat Korut.

"Meskipun dia sakit parah dengan demam tinggi, dia tidak bisa berbaring sejenak memikirkan orang-orang yang harus dia jaga sampai akhir dalam menghadapi perang anti-epidemi," katanya.

Baca Juga: Korea Utara setelah 10 tahun Kim Jong Un, bersenjata lebih baik tetapi lebih terisolasi dari sebelumnya

Kendati begitu, sebagaimana pula dilansir North Korea Times, Korut secara nasional diklaim telah bebas COVID-19, yang juga sudah dinyatakan sebagai endemi, bukan lagi pandemi.

Karena itu, Pyongyang bisa berkonsentrasi penuh untuk menyiapkan uji coba senjata nuklir pertamanya sejak 2017.

Namun, tak dirinci kapan uji coba senjata maut ini digelar.

Media-media Korut selain KCNA hanya melaporkan, Kim menyatakan bahwa negaranya secara ajaib telah bebas dari virus corona baru tersebut.

Baca Juga: Korea Utara Menolak Vaksin AstraZeneca Dan Sinovac Asal Cina, Kim Jong Un Kecam Pejabat Dalam Tangani Pandemi

Pun dilaporkan bahwa sejak 29 Juli 2022, tidak ada kasus baru yang dicurigai sebagaimana yang disebut oleh organisasi bantuan internasional sebagai kemampuan pengujian terbatas.

Sambil mengangkat langkah-langkah anti-pandemi maksimum, Kim menyatakan bahwa Korut harus mempertahankan 'penghalang anti-epidemi yang kuat.

Korut juga harus mengintensifkan pekerjaan anti-epidemi, sampai akhir krisis kesehatan global," menurut laporan oleh kantor berita negara. KCNA.

Analis menyatakan, menurut laporan France 24 dan Reuters, negara otoriter ini telah menggunakan pandemi untuk memperketat kontrol sosial.

Dengan demikian maka deklarasi kemenangannya melawan COVID-19 bisa menjadi awal untuk memulihkan perdagangan.

Perdagangan internasional Korut telah terhambat oleh penguncian perbatasan dan pembatasan lainnya.

KCNA melaporkan, tingkat kematian resmi di Korut akibat COVID-19, yang selama ini hanya 74 orang, adalah 'keajaiban yang belum pernah terjadi sebelumnya' dibandingkan dengan negara lain.

Masih mengutip otoritas terkait, lapor KCNA, jumlah orang dengan gejala demam secara harian telah memuncak lebih dari 392.920 pada 15 Mei 2022.

Hal ini mendorong para ahli kesehatan untuk memperingatkan krisis yang tak terhindarkan.

Sementara itu, France 24 dan Reuters menyatakan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meragukan klaim Korut itu.

WHO menyatakan bahwa justru situasinya semakin buruk, bukan lebih baik, di tengah tidak adanya data independen.

Deklarasi kemenangan Pyongyang ini, datang meskipun tidak ada program vaksin yang diketahui.

Sebaliknya, Korut mengklaim mengandalkan penguncian, perawatan obat-obatan yang ditanam sendiri.

Semua itu disebut oleh Kim sebagai 'sistem sosialis gaya Korea yang menguntungkan'.

Korut menyatakan sedang menjalankan pemeriksaan medis intensif secara nasional, dengan tes PCR harian dari air yang dikumpulkan di daerah perbatasan sebagai salah satu langkah tersebut.

Selain itu Korut juga mengklaim telah mengembangkan metode baru untuk mendeteksi virus dan variannya dengan lebih baik serta penyakit menular lainnya, seperti monkeypox. ***

Sumber: North Korea Times, France 24, Reuters, KCNA

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Berbagai Sumber France 24


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah