Istana Potala Tibet Ditutup, China Diprotes WHO!

- 12 Agustus 2022, 15:29 WIB
Bendera Cina di depan Istana Potala di kota Lhasa
Bendera Cina di depan Istana Potala di kota Lhasa /freetibet.org


BEIJING, KALBAR TERKINI - Ketakutan berlebihan Pemerintah Tiongkok atas penularan COVID-19 varian baru memicunya untuk menutup Istana Potala di Tibet.

Kendati hanya terjadi wabah COVID-19 bersakala kecil di negara taklukkan China itu, Pemerintah Tiongkok tetap bersikeras untuk menutup istana yang terkenal di wilayah Pegunungan Himalaya itu.

Tindakan itu menggarisbawahi kepatuhan China yang berkelanjutan terkait kebijakan 'nol-COVID' untuk melakukan penguncian.

Baca Juga: CIA Sebut China Sama Bahayanya dengan Terorisme

Selain itu akan segera dilakukan pengujian secara rutin, karantina, dan pembatasan perjalanan, sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Selasa, 9 Agustus 2022.

Kebijakan ini sangat tegas, walaupun sebagian besar negara lain telah membuka kembali penguncian.

Sebuah pemberitahuan di situs media sosial Weixin dari pihak istana menyatakan bahwa Istana Potala merupakan rumah tradisional para pemimpin Buddha di Tibet.

Baca Juga: Kronologi Konflik China dan Taiwan, Bermula dari Saling Klaim Kedaulatan Hingga Saling Tembak di Perbatasan

Diumumkan bahw Istana Potala ditutup mulai Selasa lalu, dengan tanggal pembukaan kembali akan diumumkan kemudian hari.

Ekonomi Tibet sangat bergantung pada pariwisata, dan Potala adalah daya tarik utama.

China mengklaim, kebijakan garis kerasnya telah berhasil mencegah rawat inap dan kematian skala besar.

Baca Juga: China Cokok Aktivis Kemerdekaan Taiwan: Beijing Murka hingga Kepala 'Berasap'!

Sementara para kritikus termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencela dampaknya terhadap ekonomi dan masyarakat.

Dinyatakan bahwa tindakan seperti itu tidak sejalan dengan sifat virus yang berubah kendati dilakukan metode pencegahan dan pengobatan baru.

China mengumumkan bahwa terjadi 828 kasus baru penularan domestik pada Selasa, yang 22 di antaranya di Tibet walaupun sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala.

Di tempat lain di China, pihak berwenang mengirim pesawat pertama yang memuat 125 turis keluar dari resor pantai Sanya.

Lokasi puluhan ribu pelancong telah terjebak sejak Sabtu lalu oleh penguncian akibat COVID-19

 Penyiar stasiun televisi negara, CCTV, melaporkan bahwa kota di Provinsi Hainan mengatur lebih banyak penerbangan.

Penerbangan inidilakukan untuk mengembalikan turis ke rumah secara 'batch' (berkelompok) setelah penerbangan awal ke Xi'an.

Mereka diizinkan untuk pergi hanya setelah beberapa hasil tes virus negatif.

Ibu kota provinsi, Haikou, dikunci selama 17 jam sejak Rabu, 10 Agustus 2022, pukuk enam pagi hingga 11 malam, sebagaimana pengumuman pemerintah kota.***

Sumber: The Associated Press

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah