Kronologi Jatuhnya Perekonomian AS, Akankah Susul Sri Lanka? RIbuan Warga Antre Bahan Makanan Tiap Hari

- 17 Juli 2022, 12:11 WIB
Inflasi AS Meledak Capai 9,1%, Bank Sentral Rapatkan Barisan Hadapi Inflasi Kronis dengan Naikkan Suku Bunga
Inflasi AS Meledak Capai 9,1%, Bank Sentral Rapatkan Barisan Hadapi Inflasi Kronis dengan Naikkan Suku Bunga /Pexels/Engin Akyurt

KALBAR TERKINI - Lonjakan inflasi di Amerika Serikat menyebabkan harga gas hingga pangan naik drastis.

Ribuan keluarga pun berbondong-bondong mengantre makanan bantuan di bank pangan setiap harinya.

Ribuan keluarga itu mengantre setiap hari di sejumlah organisasi  bank makanan yang tersebar di berbagai penjuru Negeri

Juru bicara Bank Makanan St. Mary, Jerry Brown, mengatakan bahwa lebih dari 900 keluarga berbaris di berbagai cabang organisasi mereka setiap harinya.

Baca Juga: Zimbabwe Digulung Inflasi: Anak Perempuan di Pedesaan Gunakan Kotoran Sapi sebagai Pembalut!

Para warga rela mengantre panjang demi mendapatkan kotak bantuan pemerintah yang berisi kacang kaleng, selai kacang, dan nasi.

Ia kemudian menjelaskan bahwa bank makanan tersebut sudah memberikan paket makanan ke 4.271 keluarga pada pekan ketiga Juni 2022 ini.

Angka ini meningkat 78 persen ketimbang pekan di bulan yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Presiden Sri Lanka Didesak Mundur, Inflasi Menggila 122 Persen, IMF Menyerah: Sri lanka Bangkrut!

Saat itu, mereka hanya memberikan bantuan kepada 2.396 keluarga.

Menurut Brown, banyak dari keluarga yang mengantre sekarang ini sebenarnya tak pernah mencari bantuan pangan sebelumnya.

Antrean makanan yang terjadi di AS ternyata disebabkan oleh inflasi yang meroket tajam.

Pada Juni 2022, inflasi AS tembus 9,1 persen, level tertinggi sejak 41 tahun terakhir.

Inflasi tinggi ini disebabkan oleh berbagai harga yang mengalami lonjakan, baik pangan maupun non-pangan.

Baca Juga: Kapal Perang Rusia dan China Muncul di Senkaku, Jepang Panik: Amerika, Tolong!:

Diketahui, lonjakan inflasi yang terjadi di AS bermula dari perang Rusia-Ukraina.

Ketegangan antar kedua negara ini memberikan dampak buruk bagi dunia.

Kondisi geopolitik ini menyebabkan krisis beruntun mulai dari energi, kemudian berlanjut ke krisis pangan dan juga krisis keuangan.

Melansir BBC, tingkat harga di Amerika melonjak 4,7% tahun lalu untuk basis tahunan.

Menurut Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), angka ini lebih cepat daripada negara lain di negara maju Kelompok Tujuh (G7). Di Inggris, misalnya, inflasi hanya 2,5%.

Inflasi Amerika Serikat (AS) di bulan Juni 2022  meledak hingga 9,1% secara tahunan.

Analis pun menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan tajam ini mulai dari perang Rusia-Ukraina hingga stimulus Covid-19.

Namun, ada juga penyebab inflasi lainnya yaitu kaum muda atau yang digolongkan sebagai milenial.

Kepala Investasi di Smead Capital Management, Bill Smead, mengatakan milenial memiliki sebuah kebiasaan dimana saat mereka memiliki uang, mereka justru mengejar terlalu sedikit barang.

Saat ini milenial justru mulai terlihat ingin secara bersama-sama membeli aset-aset yang diperlukan.

Hal inilah yang kemudian mampu mendorong harga-harga untuk naik.

Sementara itu, pemerintah AS melalui The Fed sendiri saat ini telah memperketat kebijakan terkait suku bunga untuk menekan inflasi. ***

 

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah